Ketua ISORI Komentari Soal Bonus Harus Pahami Aturan

Jakarta, Gempita.co-Ketua Ikatan Sarjana Olahraga Republik Indonesia (ISORI), Prof Syahrial Bakhtiar sedikit kaget ada rekaman video  yang diupload Rudi S Kamri dalam Opini Rudi di Youtube. Apalagi, Rudi S Kamri memberikan komentar yang tidak pantas kepada Menpora Bapak, Zainudin Amali tentang bonus Piala Thomas.

“Saya sedikit kaget melihat komentar beliau di youtube. Ucapan kalimat-kalimat yang tidak pantas itu menunjukkan ketidakpahamannya tentang mekanisme pemberian penghargaan atau bonus,” kata Syahrial Bakhtiar yang dihubungi Sabtu, 11 Desember 2021.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Ketidakpahaman itu juga, kata Syahrial Bakhtiar, bisa didengar dari ucapan Rudi S Kamri yang menyebutkan ada dua event bergengsi beregu bulutangkis yakni Piala Thomas dan Piala Sudirman. “Event beregu di bulutangkis itu ada tiga. Yakni, Piala Thomas, Piala Uber dan Piala Sudirman,” jelasnya.

Untuk meyampaikan kritik atau apalah namanya, kata Syahrial Bakhtiar, Rudi S Kamri harusnya lebih dulu mempelajari tentang aturan pemerintah mengenai pemberian bonus bagi  atlet berprestasi. “Saya sangat prihatin. Seorang Rudi S Kamri bisa melontarkan kalimat yang jelas memojokkan pak Menpora Amali tanpa melihat dulu aturan tentang pemberian bonus yang ditetapkan pemerintah. Apalagi, dia menyebut Pak Menpora Amali telah melukai masyarakat Indonesia,” ungkapnya.

Pelu diketahui, kata Syahrial, Peraturan Menteri (Permen) Nomor 1684 tahun 2015 tentang Persyaratan Pemberian Penghargaan Olahraga kepada Olahragawan, Pembina Olahraga, Tenaga Keolahragaan, dan Organisasi Olahraga diatur bahwa pemerintah akan memberikan bonus berupa uang atau barang bagi olahragawan yang memenuhi persyaratan.

Untuk persyaratan yang dimaksud adalah meraih medali pada ajang multi event seperti SEA Games, ASEAN Para Games, Asian Games, Asian Para Games, Olimpiade dan Paralimpiade. serta menjadi juara pada ajang Islamic Solidarity Games atau Asian Beach Games.

Aturan Permen Nomor 1684 tersebut memang belum mengatur secara spesifik kejuaraan single event yang masuk dalam kategori pemberian bonus pemerintah.

“Pak Menpora Amali itu sangat memahami tentang aturan. Dan, beliau tidak sembarangan dalam mengeluarkan bonus yang tidak ada dalam Peraturan Pemerintah. Kalaupun ada kebijakan untuk memberikan bonus di luar aturan tersebut ada mekanisme yang harus dilalui. Karena, Piala Thomas itu tidak ada dalam nomenklatur maka pengajuannya harus melalui Dirjen Keuangan sehingga tidak terjadi pelanggaran. Ini yang harus dipahami dan tidak langsung menjudgenya negatif,” ungkapnya.

“Pak Menpora Amali itu sangat komit dalam memberikan bonus terhadap atlet beprestasi sesuai aturan yang ditetapkan pemerintah. Contohnya, lifter angkat besi putri, Citra Febrianti yang dinyatakan meraih perak di Olimpiade London 2012 karena dua lifter diatasnya dinyatakan positif doping diberikan bonus. Citra menerima bonus sebesar Rp 400 juta dari Kemenpora yang langsung diserahkan pak Menpora Amali pada tanggal 21 Desember 2020. Padahal, Olimpiade London itu sudah delapan tahun berlalu,” jelasnya.

Menurut Syahrial, di era kepemimpinan Menpora Amali telah lahir Desan Besar Olahraga Nasional (DBON) yang ditandatangangi Presiden Jokowi melalui Peraturan Presiden (Perpres) No 86/2021. Dalam DBON, katanya, ekosistem olahraga dibangun secara bersamaan, Olahraga Masyarakat/Rekreasi, Olahraga Pendidikan, Olahraga Prestasi dan Industri Olahraga serta Olahraga Pariwisata.

Muara semuanya adalah untuk meningkatkan budaya olahraga di masyarakat, meningkatkan kapasitas, sinergisitas, dan produktivitas prestasi olahraga nasional, serta memajukan perekonomian nasional berbasis olahraga.

“Masalah kesejahteraaan olahragawan menjadi  perhatian  utama pemerintah saat ini. Dan, saya 100 persen memahami bagaimana beliau selalu ingin para pejuang olahraga kita sejahtera dan mendapatkan perhatian sebagaimana mestinya. Ini hanya persoalan regulasi dan waktu, Insyaallah penghargaan bagi atlet Thomas Cup kita segera dapat diwujudkan,” ujarnya.

Perlu juga diketahui, kata Syahrial, pada era pandemi Covid-19 yang menghentikan seluruh kegiatan olahraga, Menpora Amali sukses menyakinkan semua pihak agar bisa mendukung pelaksanaan kompetisi olahraga. Seperti, kompetisi sepakbola dan bola basket dengan protokol kesehatan sangat ketat yang bukan hanya menjadi ajang peningkatan prestasi atlet tetapi juga telah memberi kehidupan bagi pelaku olahraga sekaligus memutar roda perekonomian.

“Keberanian pak Menpora Amali memutar kompetisi dengan protokol kesehatan ketat membuat para pemain dan pelaku olahraga lainnya bisa kembali menggantungkan kehidupan dari profesinya. Itu fakta yang tidak bisa dibantah,” tegasnya.

Kesuksesan lainya juga dicatat Menpora Amali dengan mensukseskan pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021 dan Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI Papua. “Semula banyak yang meragukan PON XX dan Peparnas XVI sulit dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19 dan masalah keamanan. Tetapi, kedua event akbar empat tahunan itu sukses digelar,” tandasnya.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali