Bandar Lampung, Gempita.co – Khitanan Ceria kembali digelar. Ini merupakan kegiatan dalam rangkaian Program Festival Muharram 2021.
Kegiatan yang dilaksanakan di Masjid Al Oesman Lampung, Kelurahan Pengajaran, Kecamatan Teluk Betung Utara, Kota Bandar Lampung, Minggu (4/12/2021), dimeriahkan oleh kehadiran lebih dari 100 anak yatim & dhuafa.
Diketahui, Bakrie Amanah & Yatim Mandiri sebelumnya memang telah berkomitmen untuk berkolaborasi mengadakan khitanan Ceria di 4 titik kegiatan. Yakni, di Kabupaten Sidoarjo, Kota Bekasi, Kota Bandar Lampung, dan Kabupaten Asahan.
Dua kegiatan sudah dilaksanakan, yakni di Kabupaten Sidoarjo dan Bekasi. Kegiatam di Kota Bandar Lampung ini yang ketiga.
Kegiatan khitanan ceria yang dilaksanakan di Masjid Al Oesman Lampung juga banyak mendapat dukungan dari beberapa pihak. Salah satunya, Grand Elty Krakatoa Resort.
Seremonial acara serah terima simbolis kegiatan dilakukan oleh Perwakilan Bakrie Amanah Muhammad Solakhudin, Kepala Cabang Yatim Mandiri Lampung Ahmad Zaki Darojat, Perwakilan Grand Elty Krakatoa Andi Azis, dan Ketua DKM Masjid Al Oesman, Hasyim Adnan.
“Terjalinnya komitmen kolaborasi dalam program Khitanan Ceria ini terjadi karena ada satu rancangan kegiatan dalam upaya menyebarkan kemanfaatan yang lebih luas. Dan juga bisa membantu masyarakat dhuafa di berbagai wilayah di Indonesia,” ungkap M. Solakhudin.
Solakhudin menambahkan bahwa di acara Khitanan Ceria Masjid Al Oesman Lampung ini banyak mendapat antusias dari masyarakat setempat bahkan beberapa di antaranya mengatakan sudah menunggu-nunggu kegiatan khitanan ceria bisa dilangsungkan khususnya di Kota Bandar Lampung.
“Tentu ini menjadi salah satu momentum untuk bisa menyebarkan kemanfaatan kepada sasaran yang sesuai dengan target. Mengingat di masa pandemi ini banyak sekali perekonomian masyarakat yang terdampak”, jelas Solakhudin.
Kegiatan ini dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan. Seperti yang diungkapkan oleh Ketua Pelaksana Khitanan Ceria, Nasafi Pramunuha. Dalam upaya mencegah penyebaran Covid-19, para peserta dibagi menjadi 4 kloter, dengan masing-masing kloter sebanyak 25 anak.
“Ini untuk menghindaru terjadinya kerumunan di tempat pelaksanaan kegiatan,” kata Nasafi Pramunuha.
Tak hanya itu, lokasi kegiatannya pun juga diatur sedemikian rupa agar tetap menerapkan protokol kesehatan. Panitia memasang sekat pembatas ruang khitanan satu dengan lainnya agar tidak secara langsung berdampingan.