Kisah Inspiratif Tokoh Muda Brebes, Pernah Ngamen hingga Jadi Dosen

Muhammad Munawir Lasiyono/ist

“Saya selalu ingat pesan dan wejangan dari Almarhum Abah (Kyai Nur), jadi orang, pertama harus jujur, ngaji malem, sholat malem, selalu minta sama Allah SWT, jangan berharap dengan siapapun atau bahkan tergantung ke manusia, nanti kecewa, selalu meminta dan mengadu ke Allah SWT,”

Brebes, Gempita.co – Kisah inspiratif datang dari Muhammad Munawir Lasiyono, tokoh muda asal Desa Terlangu Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Perjuangannya saat menempuh pendidikan terbilang luar biasa. Suka dan duka dijalaninya dengan penuh rasa syukur.

Mulai bangku sekolah dasar hingga sekolah tingkat pertama, ia lalui di kampung halaman. Munawir tercatat sebagai alumni SD Negeri Terlangu 02, dan MTS Negeri Model Brebes.

Kemudian, perjuangan hidupnya dimulai sejak dirinya merantau ke Jakarta, ikut Kakaknya. Putra ke-8 dari 10 bersaudara pasangan almarhum KH Nuryadin dan Kusyati ini bersekolah di SMKN 34 Jakarta. Ia mengambil jurusan Teknik Elektro dan Teknik Instalasi Listrik di sekolah yang berada di Jalan Kramat Raya Jakarta Pusat.

Selama menempuh pendidikan di sekolah yang dulu bernama STM Negeri 6 Jakarta atau populer disebut 6 KR, Munawir tercatat sebagai siswa berprestasi.

Saat kelas 1, Ayahnya KH. Nur wafat. Kelas 2 mendapatkan beasiswa penuh dari gurunya Hj. Wardjinem, dan kelas 3 memperoleh beasiswa dari Hj. Rusda.

Menjadi Pengamen di Rawamangun

SMKN 34 Jakarta/twitter

“Untuk biaya hidup sehari-hari saya jualan koran, jadi buruh cuci, tukang panggul pasar hingga mengamen di Jalan Rawamangun dekat dengan Kampus IKIP (UNJ),” tutur Munawir saat ditemui Gempita.co, Selasa (28/7/2020).

Ia kembali bercerita, saat kelas 1 sudah ditempa melalui praktik kerja lapangan (PKL) di PT. Siemens Indonesia Pulomas Jakarta Timur. Kemudian, waktu kelas 2 diamanahkan menjadi Ketua Rohani Islam (Rohis). Sebelum ujian nasional, dari sekolah ada undangan seleksi dari Politeknik (Poltek) Universitas Indonesia (UI),

“Allhamdulillah saya diterima melalui jalur seleksi prestasi PMDK D3 Teknik Elektro, Teknik Listrik, Poltek UI, karena satu-satunya siswa yang diterima di Poltek UI, saya harus menerimanya. Jika tidak, namanya akan dicoret sekolahnya dari daftar undangan,” ungkap Munawir.

“Allhamdulillah Ibu Hj. Rusda, Guru Matematika memberikan beasiswa full untuk kuliah sampai lulus D3,” kenangnya sembari mengucapkan terima kasih kepada gurunya.

Ia juga mendapatkan beasiswa dari “Sumit Cahaya dan Women’s International Club” untuk melanjutkan S-1, Teknik Elektro, Teknik Listrik di Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN) Jakarta.

Jadi Dosen

“Sempat diminta menjadi Dosen di Universitas Bumiayu, diterima oleh HRD nya Ibu Susi, akan tetapi diminta kuliah lagi, karena masih S-1, dan akhirnya saya mendaftar di S-2, STTPLN, Manajemen Ketenagalistrikan dan Energi,” ujarnya.

Saat ini, ia menginisiasi Forum Guru Besar dan Dosen Putra Putri Brebes, yang mempunyai 20 orang Profesor dan 239 dosen dari berbagai Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta seluruh Nusantara serta luar negeri.

Selain itu, aktif di Forum Pengusaha Muda Brebes di 17 Kecamatan di Kabupaten Brebes yang anggotanya hampir 1.000 anak-anak muda. Ia juga tercatat di Yayasan Rumah Cinta Brebes yang dibina langsung oleh Prof. Dr. Ir. Darsono Wisadirana, MS. Dr. Maufur, M.Pd. dan Dr. Abdul Aziz, M.Ag.

“Saya selalu ingat pesan dan wejangan dari Almarhum Abah (Kyai Nur), jadi orang, pertama harus jujur, ngaji malem, sholat malem, selalu minta sama Allah SWT, jangan berharap dengan siapapun atau bahkan tergantung ke manusia, nanti kecewa, selalu meminta dan mengadu ke Allah SWT,” tutup Munawir.

Pos terkait