KKP Kenalkan Inovasi Teknologi Bubu Lipat Ikan untuk Nelayan Natuna

Foto: Humas DJPT

Natuna, Gempita.co – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mengupayakan pengembangan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Natuna. Salah satu upaya yang dilakukan KKP melalui unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang ialah menggenjot kapasitas para nelayan untuk meningkatkan pendapatan dengan inovasi teknologi alat penangkapan ikan bubu lipat.

Ridwan Mulyana, Direktur Perizinan dan Kenelayanan mengatakan pembangunan SKPT Natuna telah dimulai sejak 2015. Secara bertahap pembangunan fisik terus dilakukan untuk mengoptimalkan fasilitas yang ada. Tak hanya itu, pembinaan dan pemberdayaan nelayan juga terus diupayakan.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

“Potensi perikanan di Natuna ini sangat besar, namun para nelayan masih banyak yang menggunakan alat penangkapan ikan tradisional. Melalui pelatihan ini, kita dorong para nelayan agar dapat meningkatkan produksinya dengan inovasi alat penangkapan ikan berupa bubu lipat,” ujar Mulyana, dalam keterangannya, Sabtu (17/10).

Foto: Humas DJPT

Perairan Natuna masuk ke dalam Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 711 yang memiliki potensi perikanan sebesar 767.126 ton berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 50 Tahun 2017 tentang Estimasi Potensi, Jumlah Tangkapan yang Diperbolehkan dan Tingkat Pemanfaatan Sumber Daya Ikan di WPPNRI.

“Dengan mengenalkan teknologi alat penangkapan ikan hasil inovasi perekayasaan BBPI Semarang, kita juga berharap pendapatan para nelayan dapat meningkat seiring meningkatnya jumlah tangkapan nelayan,” imbuh Ridwan.

Perekayasa Muda BBPI Semarang, Yazid Zaini yang menjadi instruktur pelatihan alat penangkapan ikan bubu lipat menjelaskan penggunaan bubu lipat ini sangat mudah pengoperasiannya. Selain ringkas dan tidak memerlukan banyak tempat di atas kapal perikanan juga kuat dan tahan lama.

“Secara teknis bubu lipat ini membutuhkan material sederhana berupa besi galvanis, kawat dan tali berjenis Polyethylene (PE) dan Polyamide (PA) beragam ukuran. Cara merakitnya pun mudah. Kita bawa enam unit dari Semarang sebagai contoh dalam pelatihan ini,” jelasnya.

Ia menambahkan teknologi bubu lipat ini juga disesuaikan dengan karakteristik perairan di Natuna. Selain membuatnya yang mudah, penggunaannya pun juga tidak sulit. Para nelayan cukup menentukan lokasi penempatan bubu dengan bantuan fish finder untuk menemukan keberadaan ikan. Setelah itu mencari dan melawan arah arus air dilanjutkan dengan menebar bubu.

Selain pelatihan alat penangkapan ikan bubu lipat, para nelayan juga diberikan pembekalan perbaikan mesin kapal perikanan dan pemeliharaan kapal perikanan berbahan fiberglass. Para nelayan juga diajak untuk mengaplikasikannya secara langsung di perairan Natuna.

Foto: Humas DJPT

Pembangunan SKPT Natuna terus diupayakan untuk menggenjot perekonomian dan menjadi pertumbuhan baru di wilayah perbatasan. Selain fasilitas fisik, SKPT Natuna menyediakan dua fasilitas layanan secara terpadu untuk penerbitan persetujuan berlayar, laik operasi kapal, karantina ikan dan lainnya, termasuk fasilitas pemasaran ikan di Tempat Pemasaran Ikan di Pelabuhan Perikanan Selat Lampa.

Pemerintah pusat dan daerah juga terus bersinergi agar kapal perikanan yang melakukan penangkapan ikan di WPPNRI 711 mendaratkan ikannya di SKPT Natuna. Saat ini KKP juga tengah membangun pasar ikan di Kota Ranai Natuna, yang mendapatkan dukungan pembiayaan melalui dana hibah langsung Pemerintah Jepang kepada Pemerintah Indonesia, melalui Japan International Cooperation Agency (JICA).

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali