Jakarta, Gempita.co – Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), melalui Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sungai Gelam Jambi, berhasil melakukan panen raya lele sistem bioflok, yang bertempat di Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Berkah Bersama Lele, di Kecamatan Ujung Batu Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau, pada Selasa (8/12).
Panen raya yang dihadiri oleh Sekretaris Daerah Rokan Hulu, Abdul Haris, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan, Barikun, Camat Ujung Batu dan Kabid Perikanan DKPP Rokan Hulu, ini buah dari program bantuan DJPB KKP tahun 2020.
KKP terus mendorong pengaplikasian inovasi teknologi budidaya lele sistem bioflok di masyarakat. Selain menjanjikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan sistem konvensional, keunggulan seperti efisiensi penggunaan pakan serta lahan budidaya turut membuat tinggi animo masyarakat untuk coba menerapkan metode budidaya ikan ini.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (12/12).
Slamet menambahkan bahwa program budidaya ikan sistem bioflok merupakan salah satu program prioritas KKP yang akan terus dimasyarakatkan karena berbagai keunggulannya.
“Untuk tahun 2021 kami telah memulai proses identifikasi calon penerima dan lokasi bantuan di seluruh Indonesia, agar dapat segera direalisasikan di awal tahun. Kita harapkan program bantuan yang telah berjalan dapat scale up usahanya dan dapat diperbanyak oleh masyarakat yang lain,” ujar Slamet.
Dalam kesempatan itu, Boyun Handoyo, selaku Kepala BPBAT Sungai Gelam Jambi mengatakan, panen raya ini merupakan hasil dari program pusat dalam hal ini DJPB KKP yang kami distribusikan ke pokdakan wilayah. Di antaranya 65 paket dukungan budidaya ikan sistem bioflok untuk komoditas lele dan nila.
“Paket bantuan budidaya ikan sistem bioflok sebanyak 65 paket ini tersebar di 8 Provinsi, 38 Kabupaten/Kota se Sumatera. Dan panen raya hari ini adalah salah satu bukti nyata dari program DJPB KKP yang kami terima dan salurkan langsung ke pembudidaya,” jelas Boyun.
Capaian saat ini, menurut Boyun memang melebihi ekspektasi, karena ternyata budidaya lele sistem bioflok memberikan bukti hasil yang sangat memuaskan. karena bukan hanya hasilnya yang lebih meningkat. Sistem budidaya ini bisa diintegrasikan dengan tanaman anggur dengan mengandalkan pupuk dari limbah budidaya lele. Sehingga bukan hanya panen lele saja, tapi juga bisa panen anggur sehingga hasilnya ganda.
“Untuk wilayah kami bukan hanya panen lele saja tapi bisa panen buah anggur juga. Bagi kami, ini sangat memuaskan”, ujar Boyun.
Untuk itu, pihaknya mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya atas kerjasama seluruh pihak, seperti Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan bersama Penyuluh Perikanan Kabupaten Rokan Hulu yang telah bekerja keras mendampingi kelompok dan bersungguh-sungguh melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan budidaya ikan ini sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Pada saat Bimtek sehingga program ini dapat berhasil dengan jumlah panen yang melampaui target.
“Ke depan kami berharap kerjasama seperti ini bisa kita perkuat dan juga semoga bantuan seperti ini dapat bermanfaat bagi kelompok dan dapat menjadi contoh bagi masyarakat sekitar, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan para pembudidaya dan perekonomian wilayah Sumatera pada umumnya”, tutur Boyun.
Dan untuk Pokdakan Berkah Bersama Lele sendiri mendapatkan dukungan pengembangan lele sistem bioflok sebanyak 1 (satu) paket dari 9 (sembilan) paket se Provinsi Riau berupa bantuan pemerintah budidaya ikan sistem bioflok melalui BPBAT Sungai Gelam Jambi, Ditjen Perikanan Budidaya KKP. Dari panen total ini didapatkan hasil produksi lele konsumsi ukuran 10-12 ekor per kg sebanyak 3,2 ton dengan nilai jual tersebut diperkirakan sebesar Rp. 52,7 juta.
“Keinginan kami bukan hanya Pokdakan Berkah Bersama Lele saja yang bisa mendapatkan hasil memuaskan seperti ini, tapi Pokdakan lain juga bisa mengikuti,” papar Boyun.
Sementara itu, Ketua Pokdakan Berkah Bersama Lele, Hasmid mengatakan diberikan kesempatan belajar dan mendapatkan bantuan untuk budidaya lele sistem bioflok bagi dirinya adalah berkah tersendiri. Karena menerapkan teknologi bioflok dalam budidaya ikan lele sesuai SOP selama pemeliharaan tingkat kematian kurang dari 3% dan FCR tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
“Alhamdulillah dengan menerapkan sesuai apa yang diajarkan kami berhasil panen ikan lele sebanyak 3,2 ton,” ujar Hasmid.
Meski begitu, Hasmid merasa kelompoknya masih sangat memerlukan pendampingan dari BPBAT Sungai Gelam, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan serta Penyuluh Perikanan Kabupaten Rokan Hulu agar budidaya ikan dengan sistem bioflok ini dapat berkelanjutan.
“Kami tidak ingin berpuas diri dengan hasil yang sekarang. Harapannya kami masih bisa terus mendapat pendampingan biar hasilnya bisa lebih ditingkatkan,” kata Hasmid
Sedangkan, Sekda Rokan Hulu, Abdul Haris menyampaikan apresiasi atas dukungan program yang digulirkan KKP dan partisipasi seluruh pihak untuk keberhasilan budidaya ikan lele sistem bioflok ini yang hasilnya sangat luar biasa.
“Apa yang bisa membuat kita lebih baik, jangan pernah kita berhenti dan berpuas diri. Untuk itu, mari bekerja keras, mari bekerja sama untuk meningkatkan perekonomian masyarakat melalui budidaya ikan,” tegas Hasmid.
Sumber: Humas Ditjen Perikanan Budidaya