TANGGAMUS, Gempita. Co- Keberadaan satuan kerja di suatu daerah harus memberikan manfaat bagi masyarakat sekitarnya, termasuk juga satuan pendidikan kelautan dan perikanan.
Karena itu, Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Sjarief Widjaja mengajak masyarakat sekitar Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Kotaagung, Lampung, untuk belajar mengenai budidaya perikanan di satuan pendidikan tersebut. Demikian disampaikannya pada saat panen massal, Jumat (16/10/2020), di SUPM Kotaagung.
Menurut Sjarief, budidaya yang dilakukan SUPM Kotaagung dapat memberikan suatu kesempatan bagi masyarakat yang memiliki lahan kosong tak terpakai. Keberhasilan budidaya perikanan yang dilakukan sekolah tersebut diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi masyarakat Lampung.
“Teman-teman yang masih ada lahan di belakang rumah mereka bisa diupayakan untuk kegiatan budidaya. Kami mengundang masyarakat untuk belajar di SUPM Kotaagung. Kami akan dukung agar mereka bisa membentuk budidaya di tempatnya masing-masing. Kami siap menerima konsultasi dan pendampingan untuk mereka,” ujarnya di sela-sela kegiatan panen.
Pada kegiatan tersebut, terdapat tiga komoditas yang dipanen, yaitu udang vaname, lobster, dan ikan nila. Menurut Sjarief, panen udang ini merupakan kegiatan rutin hasil aktivasi lahan-lahan idle agar menjadi lahan-lahan produktif sejak dua tahun lalu, yang dapat memberi inspirasi pada masyarakat, agar mereka melakukan hal yang sama.
Budidaya udang tersebut dilakukan di tambak-tambak dengan ukuran sekitar 1.200 m2, yang ditebar benih selama tiga bulan, sehingga menghasilkan panen yang mencapai 3-5 ton. Ukurannya size 39, artinya 39 ekor per kg, dengan harga jualnya Rp 80.000 per kg. Menurutnya, budidaya udang ini menghasilkan suatu keuntungan yang baik, dengan 3-4 kali panen investasinya sudah dapat kembali.
Sementara itu terkait komoditas lobster, SUPM Kotaagung telah melakukan pembesaran dari ukuran 5 cm atau sekitar 50 gram. Dalam waktu enam bulan dapat dilakukan panen dengan hasil per ekor mencapai 250 gram seharga Rp 300 ribu per kg. Menurutnya, budidaya lobster tidak membutuhkan lahan yang besar untuk pembesarannya, sehingga dapat dilakukan di skala rumah tangga.
“Kalau kita lihat bak-bak tadi, tidak membutuhkan lahan besar. Istilahnya backyard atau ponds, di belakang rumah bisa budidaya lobster,” tutur Sjarief.
Adapun megenai komoditas ikan nila, ia menjelaskan, terdapat dua jenis, yaitu nila untuk air payau (disebut nila salin) dan nila untuk air tawar. Di Kotaagung, pihaknya membudidayakan nila salin, yang pada panen nila kali ini, hasilnya disumbangkan sebagai bantuan tambahan protein bagi keluarga terdampak pandemi Covid-19 di sekitar wilayah kampus, sebanyak 100 paket dengan berat masing-masing paket mencapai 2 kg. Menurut Sjarief, komoditas nila ini juga merupakan suatu potensi yang sangat bagus untuk dikembangkan.
Dengan demikian, ia berharap, nantinya Tanggamus dapat menjadi kabupaten penghasil udang, lobster, dan nila, disamping Tulangbawang dan Lampung Tengah yang lebih dulu dikenal sebagai penghasil udang.
Sejalan dengannya, Kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan Bambang Suprakto mengatakan, satuan Pendidikan KKP harus bermanfaat bagi masyarakat sekitar. “Kampus ini punya nilai besar jika bermanfaat untuk masyarakat banyak. SUPM Kotaagung luar biasa untuk pengembangan kegiatan teaching factory-nya, unit-unit produksinya, dan pemanfaatan lahan-lahan yang kurang produktif menjadi lahan-lahan produktif dari berbagai komoditas,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala SUPM Kotaagung Khaerudin HS berharap, panen massal ini dapat membuka cakrawala berpikir dan menginspirasi insan perikanan dan masyarakat umum terhadap pemanfaatan teknologi budidaya perikanan untuk berpartisipasi aktif dalam rangka penyediaan dan pemenuhan konsumsi pangan, khususnya di Kabupaten Tanggamus dan Provinsi Lampung. Ia juga mengharapkan peran serta Pemerintah Daerah untuk bersinergi dalam memberdayakan kelompok-kelompok masyarakat agar lebih produktif dan memperkenalkan teknologi budidaya untuk membuka peluang bisnis kepada masyarakat, yang menguntungkan dan berkelanjutan.