Jakarta, Gempita.co – Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengaku takjub dengan persiapan Kongres Luar Biasa (KLB). Menurutnya, seluruh persiapan dilakukan tanpa adanya campur tangan dirinya selaku supervisi.
“Biasanya komandan harus menguasai detil, tapi KLB kali ini saya pasrah aja ternyata harus saya akui, pelaksanaan sampai sekarang cukup membanggakan,” ujar Prabowo saat berpidato di KLB yang berlangsung Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (8/8/2020).
Lepasnya supervisi Prabowo dikarenakan jabatan menteri yang kini diembannya. Belum cukup dengan itu, diketahui saat ini Prabowo juga dipercaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai komandan ketahanan pangan nasional.
“Saya dapat tugas berat jadi Menhan dan tugas tambahan dari presiden, menjaga cadangan pangan dan logistik strategis nasional, ini tanggungjawab, siap. Siapnya gampang menjalankanya yang tidak gampang,” ujar Prabowo.
Tak tanggung, Prabowo memberikan penilian 96 untuk tim panitia KLB Partai Gerindra. Menurutnya nilai itu hampir mendekati sempurna, hanya saja ada salah sedikit yang bisa pula.
“Saya kasih nilai ya, 96 lah karena 100 untuk Yang Maha Kuasa, 99 untuk ketua dewan pembina, 98 ketua umum, jadi 96, (tidak) 97 karena ada sedikit salah, saya koreksi tapi tak di depan umum karena koreksi komandan baik koreksi tidak di depan umum,” Prabowo menandasi.
Dalam kesempatan yang sama, Prabowo Subianto menegaskan, bahwa membangun kekuatan bangsa Indonesia tidak bisa dengan komentar. Menurutnya, kader Gerindra bukanlah seorang pengamat yang gampang mengomentari sesuatu.
“Tidak bisa kita bangun dengan hanya komentar, tidak bisa kita bangun dengan hanya memberi wacana, saudara bukan pengamat, pengamat banyak, pengamat gampang,” kata Prabowo.
Prabowo bangga dengan para kader Gerindra yang betul-betul berjuang penuh resiko. Ada yang sampai gadai rumah untuk terjun ke politik.
“Pengamat jarang rugi, iya kan, lo dia amati kok, yang keringat saudara-saudara, yang penuh risiko saudara, yang jatuh bangun saudara, habis pemilu ada yang senyum, ada yang senyumnya ketus. Karena hutangnya banyak, ada yang rumahnya digadaikan, betul,” tuturnya.
Menurut dia, langkah yang diambil para anak buahnya sudah benar untuk merebut jabatan eksekutif maupun legislatif. Tujuannya untuk merubah nasib rakyat lebih baik dengan kebijakan politik.
“Kalian tidak boleh jadi politisi biasa, kalian merebut kursi politik bener, harus, eksekutif, legislatif, untuk membuat perubahan demi perbaikan nasib rakyat, demi membangun kekuatan bangsa Indonesia,” tandasnya.