Bandung, Gempita.co – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan bahwa Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al Ittifaq dapat menjadi role model pengaplikasian koperasi yang dapat memajukan perekonomian desa atau ekonomi umat.
Pasalnya, koperasi sektor riil yang berdiri sejak tahun 1997 di Kabupaten Bandung, Jawa Barat dan bergerak di sektor agribisnis dengan komoditas utama sayur-mayur ini memiliki aset lebih dari Rp49 miliar.
“Dengan konsep ini, koperasi bukan hanya jadi agregator pertanian berlahan sempit lagi, tapi juga menjadi offtaker. Dengan konsep ini nggak ada lagi petani yang akan teriak tidak terserap produknya karena koperasi yang menyerap. Jadi petani dan peternak nggak pusing untuk pasarkan produk ke mana karena koperasi yang akan menjadi pasar dan mengolahnya,” ungkap Teten ketika mengunjungi Kopontren Al Ittifaq bersama Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Arifin Panigoro dan Menteri BUMN Erick Thohir dalam rangka Kegiatan Pemulihan Ekonomi Nasional dan Penguatan Ketahanan Pangan Berbasis Pertanian, Ciwidey, Bandung, Jawa Barat, Minggu (10/10).
Dari sisi aset, Kopontren Al Ittifaq telah memiliki aset sebesar Rp49 miliar berdasarkan Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tahun Buku 2020 dengan anggota sebanyak 1.374 orang berdasarkan informasi dari pengurus dan pengelola. Kopontren memiliki jumlah pegawai sebanyak 33 orang.
Kopontren Al Ittifaq juga telah menerima pembiayaan LPDB-KUMKM sebesar Rp6,3 miliar pada tahun 2020. Kemudian saat ini telah disetujui tambahan fasilitas pembiayaan LPDB-KUMKM sebesar Rp12 miliar.
“Kami akan minta LPDB untuk support supaya kemampuan Kopontren Al Ittifaq makin kuat. Pembiayaan dana bergulir ini dapat digunakan untuk modal kerja agribisnis dan investasi pembangunan greenhouse,” ujar Teten.
Teten juga mengapresiasi pemasaran sayur-mayur dan buah-buahan hasil dari petani anggota Kopontren Al Ittifaq yang telah didistribusikan ke modern market seperti PT Lion Super Indo, Yogya Dept Store, dan AEON di Bandung dan Jakarta.
Selain itu, Kopontren Al Ittifaq juga mendapat permintaan khusus rumah sakit dan rumah makan, penjualan secara online melalui marketplace Alifmart (alifmart.id), serta jaringan ritel Alifmart Store.
Dalam kesempatan ini, Teten juga sekaligus meresmikan Alif Learning Center (ALEC) yang akan menjadi inkubator pertama yang berbadan hukum koperasi dan memiliki karakteristik bisnis usaha pertanian dan mendukung core bisnis koperasi.
“Inkubator ALEC telah berdiri dan terdaftar pada Kementerian Koperasi dan UKM sejak bulan September 2021 yang di-design untuk pengembangan bisnis utama Kopontren Al Ittifaq dan akselerasi perluasan jaringan kerja sama dengan 98 pondok pesantren untuk memasok sayur-mayur yang ditargetkan akan selesai pada tahun 2023,” tuturnya.
Inkubasi yang dilakukan ALEC ini akan difasilitasi LPDB-KUMKM mulai tahun 2022 dengan target 50 tenant atau pondok pesantren. Diperkirakan dalam tiga tahun ke depan, Kopontren Al Ittifaq akan memenuhi kebutuhan sayur-mayur dan buah di Jawa Barat dan Jakarta sebanyak 37,8 ton per hari dan memenuhi permintaan dengan total 47,3 ton per hari dengan memfasilitasi 98 pondok pesantren, meningkatkan kapasitas 98 pontensial aset sebesar 189 hektare, serta penyerapan tenaga kerja sebanyak 3.367 petani, 455 orang pekerja tetap, dan 273 orang pekerja administrasi yang tersebar pada 16 kabupaten/kota di Jawa Barat.
“Dengan adanya ALEC maka akselerasi pengembangan koperasi akan lebih cepat dan sekaligus dapat meminimalkan risiko terhadap pembiayaan yang di berikan oleh LPDB-KUMKM,” ucap Teten.
Di tempat yang sama, Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan bahwa Kopontren Al Ittifaq menjadi contoh yang nyata di mana pesantren yang selama ini menjadi sarana pendidikan agama Islam juga dapat menyejahterakan rakyat.
“Di sini kita lihat bahwa pesantren telah menjadi mercusuar peradaban. Jadi pesantren tidak hanya sebagai sarana pembelajaran agama Islam, tapi juga membuktikan pesantren mampu sejahterakan desa dan menjalankan ekonomi umat. Kita bisa lihat secara nyata ekonomi komunitas di mana masing-masing bergotong royong untuk mewujudkan ekonomi yang adil,” ujar Erick.
Erick Thohir yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) tersebut juga memastikan bahwa Kementerian BUMN akan mendukung pembiayaan Kopontren Al Ittifaq melalui Bank Syariah Indonesia (BSI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan Permodalan Nasional Madani (PNM).
Anggota Wantimpres Arifin Panigoro merasa bangga atas perkembangan yang dialami oleh Kopontren Al Ittifaq. Menurutnya, aset yang dimiliki oleh Kopontren Al Ittifaq dapat berkembang pesat hanya dalam beberapa tahun.
“Kemajuan koperasi ini pesat banget, dari awalnya di hilir itu hanya punya Rp200 juta tapi sekarang punya Rp49 miliar. Saya sangat yakin di era sekarang pangan di dunia ini mulai dari hulu sampai hilir akan jadi sesuatu yang sangat dibutuhkan di dunia,” tegas Arifin.
CEO Kopontren Al Ittifaq Setia Irawan menjelaskan bahwa pihaknya memiliki jaringan petani melalui kerja sama 37 pondok pesantren dan 270 petani binaan sebagai pemasok sayur-mayur.
Selain itu, petani yang akan bekerja sama dengan Kopontren Al Ittifaq juga akan diberikan pelatihan berupa penanaman dan penyesuaian waktu tanam sesuai dengan jadwal penanaman Al Ittifaq serta quality control sesuai permintaan invoice modern market.
“Ini menjadi momentum bagi kami untuk mengembangkan ekonomi berbasis kerakyatan melalui koperasi. Gotong royong dan berjamaah jadi basis utama mengembangkan koperasi kami. Kami berhasil menunjukkan bahwa pondok pesantren bukan hanya lembaga pendidikan saja, tapi telah menjadi lembaga untuk memberikan manfaat bagi perekonomian,” pungkas Setia Irawan.