Korban Meninggal Longsor dan Banjir Sorong Menjadi Lima Orang

Sorong, Gempita.co-: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sorong, Provinsi Papua Barat, menyatakan bahwa korban meninggal dunia akibat longsor dan banjir di daerah itu pada Kamis (16/7/2020) bertambah satu orang menjadi lima orang.

Kepala BPBD Kota Sorong Herlin Sasabone di Sorong, Sabtu (18/7) mengatakan total korban jiwa akibat peristiwa banjir dan longsor di kota Sorong tercatat hingga Sabtu ini sebanyak lima orang.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Dia menjelaskan lima korban yang meninggal akibat longsor dan banjir di Kota Sorong yakni Afandi Hataul, Jafar Kalbarin, Isak Ananisa Wakum, Maisuna dan Alex Ginuni.

Menurut dia, Afandi Hataul dan Jafar Kalbarin meninggal dunia karena longsor di Klademak. Isak Ananisa Wakum meninggal karena terkena sengatan arus listrik saat banjir di Klademak.

Selanjutnya, Maisuna meninggal dunia karena kedinginan akibat terjebak banjir di Jalan Kasturi Kelurahan Remu dan korban yang ditemukan terakhir adalah Alex Ginuni yang meninggal akibat terseret banjir di belakang Pasar Kali Remu.

Herlin menyebutkan bahwa banjir yang melanda Kota Sorong pada 16 Juli 2020 disebabkan karena intensitas hujan yang tinggi mencapai 168 milimeter sesuai informasi BMKG.

Curah hujan tersebut merupakan curah hujan dengan sifat ekstrem ditambah lagi dengan air laut yang sampai pada puncaknya 1,3 meter sehingga hujan empat jam dan terjadi banjir besar.

Dikatakan bahwa sesuai informasi BMKG curah hujan di Kota Sorong masih tinggi hingga akhir Juli sehingga masyarakat yang tinggal di daerah perbukitan yang rawan longsor dan banjir diharapkan tetap waspada.

BPBD Kota Sorong telah membuka posko penanggulangan bencana alam banjir dan longsor di halaman Kantor Wali Kota Sorong guna pengaduan dan penanganan korban.

“Hingga saat ini tim BPBD dan kelurahan masih mendata jumlah kerusakan rumah warga akibat banjir di Kota Sorong,” kata dia dilansir Antara.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali