Gempita.co-DPD Partai Nasdem Jakarta Timur menduga ada motif sakit hati dalam kasus pembakaran bendera Partai Nasdem dan kaus bergambar Anies Rasyid Baswedan yang diduga dilakukan Abdul Rosyid Arsyad.
Ketua DPD Partai Nasdem Jakarta Timur, Abdul Canter Sangaji mengatakan, dugaan tersebut karena Rosyid sebelumnya tidak lolos saat mendaftar Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) dari Nasdem di Pemilu 2024.
“Menurut saya kemungkinan Abdul Rosyid agak sakit hati terhadap pencalonan, atau pun gagal,” tutur Canter pada awak media di Mapolres Metro Jakarta Timur, Selasa (5/9).
Alasannya saat proses seleksi Bacaleg Rosyid sebelumnya menjalin komunikasi intens dengan Partai Nasdem, termasuk pernah mendapat tempat di Akademi Bela Negara Nasdem.
Tapi saat pembakaran bendera Partai Nasdem dan kaus bergambar Anies yang dilakukan bersama simpatisannya, Rosyid tidak menyampaikan rencana aksi itu sama sekali.
“Kami menganggap itu bentuk kesakithatian dari Pak Abdul Rosyid sehingga itu mengakibatkan kejadian itu. Tapi patut disayangkan kenapa melakukan pembakaran,” ungkapnya.
Canter menekankan bahwa pembakaran atribut Partai Nasdem yang terjadi justru merugikan diri sendiri, karena membuat Rosyid dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Timur atas dugaan tindak pidana.
Menurutnya, bila terjadi perbedaan pandangan politik maka sepatutnya tidak sampai melakukan tindakan berdampak hukum seperti pembakaran atribut Partai Nasdem.
“Kita meluruskan dia (Rosyid) bukan Caleg, tapi Bacaleg, karena Nasdem partai terbuka dan siapapun boleh mendaftar. Tidak hanya dia yang tidak lolos, banyak sekali yang tidak lolos,” ungkap dia.
Sebelumnya, Rosyid yang mengaku sebagai kader dan Bacaleg Partai Nasdem melakukan pembakaran bendera dan kaus bergambar Anies di Pasar Kalimalang Cakung, pada Senin (4/9).
Rosyid menyatakan mundur sebagai kader Partai Nasdem dan melakukan aksi tersebut sebagai protes atas ditetapkannya Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai Bakal Calon Wakil Presiden Anies di 2024.