Gempita.co – Belum lama ini lima kekuatan nuklir dunia bikin komitmen bersama menghindari peerang nuklir, meski produksi senjata nuklir terus berjalan.
Cina, Prancis, Rusia, Inggris dan Amerika Serikat ditambah Irlandia Utara di statemen ini menilai tanggung jawab utama mereka adalah mencegah terjadinya perang antara negara-negara pemilik senjata nuklir dan mereduksi ancaman startegis.
Mereka menekankan, “Kami membenarkan bahwa kemenangan tidak mungkin diperoleh di perang nuklir dan pada dasarnya tidak boleh ada perang nuklir.”
Di statemen ini dijelaskan bahwa mengingat penggunaan senjata nuklir memiliki implikasi yang luas, kami konfirmasikan senjata nuklir selama masih ada hanya digunakan untuk tujuan defensif, mempertahankan diri dan mencegah perang. Kami juga meyakini bahwa perluasan senjata seperti ini harus dicegah. Selain itu, kami tetap mematuhi komitmen kami di Traktat Non Proliferasi Nuklir (NPT).
Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres menyambut statemen bersama lima negara ini terkait pencegahan perlombaan senjata dan perang nuklir di dunia. Jubir sekjen PBB, Stéphane Dujarric di statemennya mengatakan, “Guterres memuji pengakuai negara-negara ini akan pentingnya mematuhi kesepakatan dan perjanjian bilataral serta multilateral terkait larangan perluasan snejata nuklir dan kembali menekankan bahwa solusi tunggal untuk menghapus seluruh ancaman nuklir adalah pelucutan senjata pemusnah massal ini.”
Statemen pemimpin lima kekuatan nuklir dunia terkait urgensitas menghindari perang atom dan perlombaan senjata nuklir meski sebuak langkah positif di bidang ini, tapi bertentangan dengan fakta di luar.
Meski ada perjanjian NPT yang dimaksudkan untuk mengurangi dan pada akhirnya menghapus senjata pemusnah massal yang penggunaannya memiliki dampak mengerikan bagi umat manusia serta lingkungan hidup, tapi kekuatan nuklir masih mengabaikan bahaya dan ancaman ini serta terus mengembangkan senjata pemusnah massal tersebut.
Selain itu, eskalasi tensi antara kekuatan nuklir ini telah meningkatkan potensi penggunaan senjata nuklir di konfrontasi potensial antara mereka.
Sejak pelaksanaan perjanjian NPT, isu pelucutan senjata nuklir dan upaya untuk memusnahkan senjata mematikan ini menjadi agenda PBB.
Meski demikian, perjanjian ini diabaikan oleh banyak pemilik arsenal nuklir. Faktanya, salah satu tantangan pelaksanaan NPT adalah tidak komitmennya negara-negara pemilik senjata nuklir terhadap isi dan spirit perjanjian ini.
Dunia lebih dari 76 tahun berada di bawah mimpi buruk perang nuklir. Kekuatan besar dunia masih terus memodernisasi senjata nuklirnya.
Lima negara yang diakui sebagai negara nuklir, yakni AS, Rusia, Cina, Prancis dan Inggris serta negara-negara yang selama beberapa dekade terakhir dengan berbagai cara bergabung dengan klub pemilik senjata nuklir, tengah memproduksi, menempatkan, memodernisasi senjata dan sistem peluncur nuklir.
Sementara itu, Amerika selama kepemimpinan Donald Trump mengungguli kekuatan nuklir lain dan dalam koridor doktrin nuklir barunya, mulai melakukan langkah besar dan berbiaya mahal untuk memodernisasi dan melengkapi persenjataan nuklir Amerika. Proses ini juga dilanjutkan di pemerintahan Joe Biden saat ini.
Vladimir Kozin, pakar militer mengatakan, Amerika Serikat sedang bersiap untuk membuat trilogi strategis yang baru dan efektif secara fundamental yang terdiri dari tiga komponen: rudal balistik antarbenua, rudal balistik nuklir yang ditembakkan dari kapal selam nuklir, dan pembom strategis.Inggris, sekutu strategis Amerika dalam koridor dokumen ” Tinjauan komprehensif kebijakan luar negeri dan pertahanan” berencana meningkatkan arsenal nuklirnya lebih dari 40 persen.
Sumber: parstoday