Jakarta, Gempita.co – Pertumbuhan ekonomi India mencapai lebih dari 20% pada periode April-Juni 2021 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Tercatat, pertumbuhan ekonomi India mencapai lebih dari 20% pada periode April-Juni 2021 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Ini didorong oleh lonjakan manufaktur dan belanja konsumen yang lebih tinggi.
Dilansir dari Reuters, Selasa (31/08/2021), ekonomi negara terbesar ketiga di Asia merosot 7,3% pada 2020/21.
Ini menempatkan India di antara ekonomi utama yang paling terpukul oleh pandemi. Pertumbuhan juga tidak begitu terpengaruh karena tindakan penguncian wilayah (lockdown) pada April-Mei kurang ketat.
Berdasarkan data Kementerian Statistik India pada Selasa (31/8/2021), Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh 20,1% pada April-Juni dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, dengan manufaktur dan konstruksi sebagai pendorong utama.
Namun ini masih di bawah dibandingkan dengan rekor kontraksi 24,4% pada kuartal yang sama tahun sebelumnya dan sejalan dengan perkiraan jajak pendapat Reuters untuk pertumbuhan 20,0%.
Pengeluaran konsumen, yang jadi pendorong utama ekonomi, naik 19,34% secara year on year pada April-Juni dibandingkan periode yang sama tahun lalu, tetapi tetap lebih rendah dari tingkat pra-pandemi.
Pertumbuhan tahunan 49,6% di bidang manufaktur selama tiga bulan hingga Juni dibandingkan dengan pertumbuhan 6,9% pada kuartal sebelumnya menunjukkan aturan terkait corona baru yang diadopsi pada April-Mei hanya berdampak terbatas pada aktivitas.
Banyak analis mengatakan risiko lonjakan infeksi dari varian delta dan lambatnya vaksinasi di beberapa negara bagian dapat memukul momentum pertumbuhan India.
“Seiring dengan peningkatan kecepatan vaksinasi, kami memperkirakan momentum akan meningkat lebih lanjut, meskipun tetap waspada terhadap evolusi kasus varian delta,” kata Upasana Bhardwaj, ekonom senior Kotak Mahindra Bank, Mumbai, dikutip dari Reuters, Selasa (31/08/2021).
Tidak seperti negara lain yang memberikan stimulus besar-besaran untuk mendukung konsumen, Perdana Menteri Narendra Modi memilih untuk meningkatkan pengeluaran infrastruktur dan mengejar privatisasi perusahaan negara serta reformasi pajak untuk meningkatkan prospek pertumbuhan jangka menengah India, sambil memberikan makanan gratis kepada orang miskin.
Reserve Bank of India (RBI) telah memperkirakan pertumbuhan tahunan sebesar 9,5% pada tahun fiskal saat ini, meskipun tetap memperingatkan tentang kemungkinan munculnya gelombang ketiga pandemi.
Sumber: CNBC