Gempita.co – Dita mahasiswa asal Indonesia mengakui sekarang Inggris mengalami krisis ekonomi akibat inflasi yang tinggi.
“Kondisi di Inggris ekonominya memang sedang buruk. Karena tingkat inflasi yang semakin meningkat,” kata Dita dikutip dari Pro 3 RRI, Selasa (27/9/2022).
Sehingga, katanya, berdampak pada biaya hidup di negara tersebut. Seperti untuk biaya makan, transportasi, dan biaya sewa rumah.
“Harga sewa rumah bisa naik 15 sampai 25 persen, yang tadinya 800 poundsterling per bulan bisa menjadi 1.000 poundsterling per bulan. Kalau dirupiahkan kenaikan Rp4 juta lebih, yang tadinya sewa Rp16 juta per bulan jadi Rp20 juta per bulan,” katanya.
Ia mengungkapkan kenaikan sewa rumah terjadi per September 2022 ini. “Karena September ini kan mahasiswa baru masuk, tiap tahun langsung ganti harga karena biaya listrik naik, biaya sewa disesuaikan,” ucapnya.
Menurutnya, Inggris dalam kondisi krisis ekonomi seperti disampaikan media-media di Inggris. “Memang sehari-harnya sudah sulit dan makin sulit,” ujar Dita yang telah bermukim di Inggris selama satu tahun ini.
Tak hanya listrik, Dita mengungkapkan, harga-harga kebutuhan masyarakat di Inggris juga mengalami kenaikan sejak awal tahun 2022. “Seperti harga listrik naik, harga bensin juga naik itu sudah dari awal tahun dan hingga Agustus harga semakin berkali lipat,” ujarnya.
Dengan kondisi resesi ekonomi di Inggris, Dita berupaya mengatur keuangan untuk hidup sehari-hari di negara tersebut. “Misal kita beli kopi, kalau beli kopi tiap hari mungkin harus kita kurangi, termasuk untuk biaya transportasi,” ucapnya.