Makam Bintang Sepak Bola Argentina Maradona Digali, Ada Apa ?

Rencananya uang yang terkumpul akan disumbangkan ke wilayah miskin yang berada di pinggiran Buenos Aires yang terdampak oleh peraturan karantina wilayah/Foto: net

Buenos Aieres, Gempita.co – Mendiang Diego Armando Maradona, dinyatakan tidak mengonsumsi alkohol atau narkotika ilegal pada hari-hari sebelum kematiannya, berdasarkan hasil autopsi otoritas setempat.

Bintang sepak bola Argentina yang meninggal pada 25 November 2020 dalam usia 60 tahun,telah meminum tujuh obat berbeda untuk mengobati depresi, kecemasan dan penyakit lain.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

“Tetapi tidak ada obat (ilegal),” kata seorang pejabat pengadilan, dikutip Reuters dan ABC, Kamis (24/12/2020).

Autopsi, yang didasarkan pada sampel darah dan urin dan dirilis oleh Kepolisian Ilmiah Buenos Aires, Argentina, mengatakan Maradona memiliki masalah dengan ginjal, jantung, dan paru-parunya.

Penyelidik sedang menyelidiki berbagai aspek kematiannya yang mengguncang Argentina dan dunia sepak bola internasional dan tidak mengesampingkan kematian yang salah.

Autopsi lebih rinci ini mengkonfirmasi hasil yang dilakukan segera setelah kematiannya yang saat itu disebutkan bahwa mantan pemain Boca Juniors dan Napoli ini meninggal karena “edema paru akut sekunder akibat gagal jantung kronis yang diperburuk dengan kardiomiopati dilatasi [gangguan fungsi sistolik ventrikel kiri]”.

Dengan nada marah, putri Maradona, Gianinna juga mengatakan bahwa autopsi juga menunjukkan “hasil yang sesuai dengan sirosis hati [rusaknya organ hati]”.

Pemain yang berhasil membawa Argentina juara Piala Dunia 1986 itu dianggap sebagai salah satu pemain sepak bola terhebat sepanjang masa. Dia telah berjuang melawan kecanduan alkohol dan obat-obatan hampir sepanjang hidupnya.

Seorang hakim pekan lalu memutuskan bahwa tubuh Maradona tidak dapat digali atau dikremasi jika DNA diperlukan di kemudian hari untuk digunakan dalam keperluan berkaitan dengan keluarga atau kasus lainnya.

Maradona memiliki lima anak yang diakui dan enam yang diakui berdasarkan permintaan filiasi (hubungan hukum antara orang tua dan anak). Hubungan filiasi ini bagian dari proses hak waris kompleks yang sedang berlangsung di Argentina.

Sebelumnya, sempat ada tanda tanya soal penyebab kematian Maradona, terlebih lagi beberapa pekan sebelum dia meninggal, mantan pemain Barcelona itu juga menjalani operasi pendarahan di otak.

Menariknya, kematian Maradona juga jauh dari sakit yang berkaitan dengan otak.

Sumber: CNBC

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali