Mantan Menteri Keuangan: Virus Corona Tak Mampu Paksa Orang Tinggal di Rumah

Ekonom Chatib Basri/foto:swaranesia.com

Jakarta, Gempita.co – Chatib Basri menilai melonjaknya angka kematian akibat virus corona, tak benar-benar mampu memaksa masyarakat untuk berdiam diri di rumah.

Mantan Menteri Keuangan ini, menilai walaupun ada perasaan takut tertular, orang-orang akhirnya terpaksa kembali keluar lantaran adanya kebutuhan ekonomi yang harus dipenuhi.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

“Semakin buruk situasi ekonomi, akan kian membuat orang beraktivitas di luar,” tulis Chatib Basri dalam akun Twitter resminya, Minggu (13/9).

Berdasarkan penelitian yang ia lakukan menggunakan data Google Mobility, Chatib mendapat kesimpulan bahwa orang hanya bisa tinggal di rumah jika memiliki tabungan atau mendapat bantuan sosial.

“Org hanya bisa tinggal dirumah jika ia memilki tabungan atau mendapat bansos. Jika tidak ada tabungan atau perlindungan sosial org akan keluar rumah. Krn itu spt saya katakan PSBB bias memihak kelompok menengah atas jika bansos tidak diberikan. BLT menjadi penting sekali,” katanya.

Chatib Basri menjelaskan, ada tiga alasan yang membuat orang memutuskan beraktivitas lagi meski kasus positif corona terus meningkat.

Pertama, orang cenderung optimistis terhadap kemampuannya menghindari ancaman virus, atau dengan mengambil pertimbangan karena melihat orang lain tetap aman saat tidak bertahan di rumah.

Adapun alasan kedua, dampak atau tuntutan ekonomi. Terlebih pekerja di sektor-sektor informal dan mereka yang menggantungkan penghasilan harian.

Contohnya seperti sopir angkot yang sampai WFH telah berjalan selama 6 bulan, mereka tetap beraktivitas seperti biasa. Selain itu, aktivitas jual beli di pasar yang harus tetap berjalan.

Sementara yang ketiga yakni habit atau kebiasaan manusia sebagai makhluk sosial. Sehingga, ketakutan atas kasus kematian, hanya membuat orang berdiam selama beberapa hari saja.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali