Markas WHO Didemo Petugas Medis, Ada Apa?

Jenewa, Gempita.co – Khawatir dengan efek-efek degradasi lingkungan terhadap kesehatan masyarakat, para petugas medis berunjuk rasa, Sabtu kemarin.

Mereka menuntut otorita kesehatan membuat perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati sebagai prioritas utama mereka.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Para aktivis berpakaian putih dari kelompok Doctors for Extinction Rebellion berpawai dari Place des Nations ke markas WHO.

Di WHO, mereka ditemui oleh Dirjen Tedros Adhanom Ghebreysus, dan Maria Neira, direktur lingkungan, perubahan iklim dan kesehatan.

“Pandemi akan berakhir, tapi tidak ada vaksin untuk perubahan iklim,” kata Tedros ketika di menyambut para aktivis di luar bangunan itu. “Kita harus bertindak sekarang, sebagai bentuk solidaritas, untuk mencegah dan bersiap-siap sebelum terlambat.”

Profesor Valerie D’Acremont, pakar penyakit menular dan salah seorang pendiri Doctors For Extinction Rebellion, menyerukan WHO “untuk menjadi kekuatan pendorong dan penjamin kebijakan publik yang menghormati kesehatan semua dan melestarikan kehidupan.”

Para aktivis itu menyerahkan sebuah surat dan sebuah jam pasir besar kepada Tedros. Jam pasir merupakan simbol Extinction Rebellion, kelompok yang ingin memicu revolusi lebih luas untuk mencegah skenario kehancuran terburuk yang diramalkan oleh para ilmuwan perubahan iklim.

Tedros kemudian mencuit ulang sebuah pesan dari WHO, menyatakan “kami menyatakan solidaritas & mendesak aksi global” untuk mengakhiri krisis iklim dan melindungi kesehatan di mana saja. “(Isu-isu) ini sangat terkait satu sama lain.”

Sumber: voa

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali