Gempita.co – Fenomena suhu panas yang terik pada siang hari di Jakarta, sejumlah gedung tinggi memasang kabut air atau water mist generator untuk mengatasi panasnya udara.
Deputi Bidang Meteorologi Guswanto mengatakan, berdasarkan hasil pengamatan BMKG, suhu maksimum terukur periode 22-29 September 2023 di beberapa wilayah Indonesia cukup tinggi.
“Kisaran suhu antara 35 hingga 38 derajat Celsius pada siang hari,” ujar Guswanto dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (30/9).
Stasiun Klimatologi Semarang, Jawa Tengah, dan Kertajati di Majalengka, Jawa Barat, bahkan mencatat suhu tertinggi hingga 38 derajat Celsius. Sementara itu di wilayah Jabodetabek berada pada kisaran 35-37,5 derajat Celsius.
Guswanto menjelaskan secara umum fenomena suhu panas terik tersebut terjadi karena dipicu oleh beberapa dinamika atmosfer. Pertama, cuaca cerah, minim tingkat pertumbuhan awan. Hal ini terjadi di sebagian besar wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara.
“Kondisi ini tentunya menyebabkan penyinaran matahari pada siang hari ke permukaan bumi tidak mengalami hambatan signifikan oleh awan di atmosfer, sehingga suhu pada siang hari di luar ruangan terasa sangat terik,” katanya.
Kedua, posisi semu matahari. Pada aakhir September ini, posisi semu matahari menunjukkan pergerakan ke arah selatan ekuator. Artinya, sebagian wilayah Indonesia di selatan ekuator seperti Jawa hingga Nusa Tenggara penyinaran matahari relatif lebih intens.
Namun demikian, ia menambahkan, fenomena astronomis ini tidak menjadi faktor tunggal penyebab meningkatnya suhu udara secara ekstrem. Ada faktor-faktor lain, seperti kecepatan angin, tutupan awan, dan tingkat kelembapan udara.
Guswanto memprediksi panas ekstrem ini masih akan berlangsung hingga dalam Oktober. BMKG mengimbau masyarakat untuk menjaga stamina dan kecukupan cairan tubuh.
“Hal ini perlu dilakukan agar tidak terjadi dehidrasi, kelelahan, dan dampak buruk lainnya,” Guswanto menandaskan dikutip Publicanews.