Gempita.co-Nilai tukar rupiah dibuka berada di posisi Rp15.580 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Jumat (9/12) pagi. Mata uang Garuda menguat 40,5 poin atau 0,26 persen dari posisi sebelumnya.
Adapun mata uang di kawasan Asia tampak bergerak bervariasi. Tercatat dolar Singapura menguat 0,03 persen, yuan China menguat 0,04 persen, rupee India menguat 0,06 persen, dan won Korea Selatan menguat 0,13 persen.
Sedangkan, baht Thailand melemah 0,02 persen, peso Filipina minus 0,32 persen, yen Jepang minus 0,1 persen, dan dolar Hong Kong stagnan.
Sementara, mayoritas mata uang utama negara maju berada di zona merah. Poundsterling Inggris melemah 0,04 persen, euro Eropa minus 0,03 persen, dolar Kanada minus 0,7 persen, dan dolar Australia minus 0,06 persen. Di sisi lain, franc Swiss menguat 0,07 persen.
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memproyeksi rupiah menguat terhadap dolar AS hari ini. Menurutnya, sentimen pasar terhadap aset berisiko terlihat positif pagi ini. Pasar menyambut indikasi perubahan kebijakan pembatasan covid-19 dari China.
“China diharapkan menerapkan kebijakan yang lebih longgar, sehingga aktivitas ekonomi negara itu bisa meningkat lagi dan bisa membantu pertumbuhan ekonomi global termasuk Indonesia,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com.
Tapi di sisi lain, pasar masih menantikan hasil rapat bank sentral AS (The Fed) yang terakhir tahun ini pada pekan depan.
Ia menyebut pasar masih mewaspadai sikap The Fed yang mempertahankan suku bunga tinggi karena rilis data ekonomi AS belakangan yang masih cukup bagus. “Ini juga bisa menahan penguatan rupiah,” imbuh Ariston.
Ia memproyeksikan rupiah bergerak di kisaran Rp15.580 sampai Rp15.650 per dolar AS pada hari ini.