Gempita.co- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak Indonesia untuk kembali memperketat tindakan penguncian atau yang dikenal dengan istilah PPKM.
Hal tersebut menyusul adanya data baru yang menunjukkan bahwa mobilitas untuk ritel dan rekreasi telah mencapai tingkat pra-pandemi di beberapa wilayah utama di Indonesia.
Kondisi saat ini, Indonesia mulai membuka kembali mobilitas ritel dan rekreasi selama perpanjangan PPKM level 4.
Ruang ritel dan rekreasi tersebut mengacu pada mal, restoran, kafe, pusat perbelanjaan, perpustakaan, museum, dan taman hiburan.
Selain itu, laporan situasi terbaru, WHO juga menyoroti peningkatan signifikan dalam mobilitas masyarakat dalam ritel dan rekreasi di provinsi Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Berdasarkan data Google dari minggu kedua Agustus, WHO mengatakan bahwa mobilitas Indonesia mencapai tingkat yang tidak terlihat sejak Februari 2020.
“Perumusan rencana konkret dan tindakan mendesak sangat penting untuk mengantisipasi dan mengurangi dampak peningkatan mobilitas pada transmisi dan kapasitas sistem kesehatan,” kata laporan WHO, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Jumat, 20 Agustus 2021.
Dengan kebijakan terbaru, saat ini memungkinkan mal dan restoran di area tertentu akan beroperasi dengan kapasitas 25 persen.
Indonesia, yang bulan lalu telah menjadi episentrum wabah virus corona di Asia telah memberlakukan pembatasan mobilitas sosial dalam bentuk PPKM Darurat.
Didorong oleh penyebaran varian Delta yang sangat menular, kasus virus corona harian di Indonesia menembus lebih dari 56.000 bulan lalu.
Diperparah dengan kondisi rumah sakit di pulau terpadat di Jawa yang kekurangan tempat tidur dan oksigen serta dibanjiri pasien.
Para ahli kesehatan masyarakat juga telah menyatakan keprihatinannya atas penyebaran Delta di daerah-daerah terpencil dengan kapasitas perawatan kesehatan yang rapuh.
Wiku Adisasmito selaku Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Indonesia, mengatakan bahwa perlu kehati-hatian agar pergerakan kembali ke level sebelumnya.
“Ini berarti ada proses pemulihan ekonomi yang cepat tetapi menunjukkan perlunya kita lebih berhati-hati terhadap peningkatan kasus terutama di minggu depan,” katanya.
Meskipun saat ini, kasus harian di Indonesia telah turun secara signifikan menjadi sekitar 15.000 pada 18 Agustus.
Tetapi tingkat pengujian juga ikut turun di saat tingkat positif dan jumlah kematian tetap tinggi.
Gempita.co- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak Indonesia untuk kembali memperketat tindakan penguncian atau yang dikenal dengan istilah PPKM.
Hal tersebut menyusul adanya data baru yang menunjukkan bahwa mobilitas untuk ritel dan rekreasi telah mencapai tingkat pra-pandemi di beberapa wilayah utama di Indonesia.
Kondisi saat ini, Indonesia mulai membuka kembali mobilitas ritel dan rekreasi selama perpanjangan PPKM level 4.
Ruang ritel dan rekreasi tersebut mengacu pada mal, restoran, kafe, pusat perbelanjaan, perpustakaan, museum, dan taman hiburan.
Selain itu, laporan situasi terbaru, WHO juga menyoroti peningkatan signifikan dalam mobilitas masyarakat dalam ritel dan rekreasi di provinsi Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Berdasarkan data Google dari minggu kedua Agustus, WHO mengatakan bahwa mobilitas Indonesia mencapai tingkat yang tidak terlihat sejak Februari 2020.
“Perumusan rencana konkret dan tindakan mendesak sangat penting untuk mengantisipasi dan mengurangi dampak peningkatan mobilitas pada transmisi dan kapasitas sistem kesehatan,” kata laporan WHO, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Jumat, 20 Agustus 2021.
Dengan kebijakan terbaru, saat ini memungkinkan mal dan restoran di area tertentu akan beroperasi dengan kapasitas 25 persen.
Indonesia, yang bulan lalu telah menjadi episentrum wabah virus corona di Asia telah memberlakukan pembatasan mobilitas sosial dalam bentuk PPKM Darurat.
Didorong oleh penyebaran varian Delta yang sangat menular, kasus virus corona harian di Indonesia menembus lebih dari 56.000 bulan lalu.
Diperparah dengan kondisi rumah sakit di pulau terpadat di Jawa yang kekurangan tempat tidur dan oksigen serta dibanjiri pasien.
Para ahli kesehatan masyarakat juga telah menyatakan keprihatinannya atas penyebaran Delta di daerah-daerah terpencil dengan kapasitas perawatan kesehatan yang rapuh.
Wiku Adisasmito selaku Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Indonesia, mengatakan bahwa perlu kehati-hatian agar pergerakan kembali ke level sebelumnya.
“Ini berarti ada proses pemulihan ekonomi yang cepat tetapi menunjukkan perlunya kita lebih berhati-hati terhadap peningkatan kasus terutama di minggu depan,” katanya.
Meskipun saat ini, kasus harian di Indonesia telah turun secara signifikan menjadi sekitar 15.000 pada 18 Agustus.
Tetapi tingkat pengujian juga ikut turun di saat tingkat positif dan jumlah kematian tetap tinggi.