Jakarta, Gempita.co – Keberhasilan bantuan budidaya ikan sistem bioflok di berbagai daerah menjadi sebuah bukti konkrit keberhasilan adopsi teknologi masyarakat terhadap salah satu program prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Salah satu penerima bantuan program budidaya ikan sistem bioflok yakni Sekolah Luar Biasa (SLB) Bhakti Luhur Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat. Baru-baru ini, sekolah ini telah berhasil melakukan panen perdana ikan lele sistem bioflok program bantuan KKP yang disalurkan melalui Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin pada tahun 2020.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto menjelaskan, penyebaran program bantuan budidaya ikan sistem bioflok yang semakin meluas, banyak masyarakat tertarik untuk menggali ilmu melalui pelatihan daring maupun berguru langsung kepada penerima bantuan maupun penyuluh dan pembimbing teknis di lapangan. Sehingga dapat menerapkan sistem budidaya bioflok secara mandiri.
“Hal ini tentunya menjadi sebuah target jangka panjang KKP agar terus mempopulerkan keberhasilan teknik budidaya ikan sistem bioflok kepada masyarakat, hingga melahirkan pelaku usaha budidaya ikan yang mandiri,” ujar Slamet, dalam keterangannya di Jakarta, Senin (8/3).
Slamet berpesan kepada pelaku usaha budidaya sistem bioflok yang telah berhasil agar tidak cepat berpuas diri. Mereka dapat terus meningkatkan kompetensi serta mengembangkan potensi usaha dengan memanfaatkan sumberdaya daerah.
“Bisnis akuakultur memiliki prospek yang sangat luas untuk dikembangkan, untuk itu pembudidaya diharapkan dapat terus tumbuh dalam menjalankan bisnis ini. Misalnya seiring dengan peningkatan produksi, pembudidaya dapat memproduksi benih secara mandiri atau menghasilkan pakan ikan secara mandiri dengan mengikuti kaidah pembenihan maupun pembuatan pakan ikan yang baik,” papar Slamet.
Menurut Slamet, masih banyak kelompok masyarakat di berbagai penjuru Indonesia yang memiliki potensi untuk dapat menjadi produsen ikan budidaya yang andal serta memiliki kegigihan dalam menjalankan usahanya. Untuk itu, pihaknya menyarankan agar masyarakat tak ragu untuk dapat mengajukan proposal bantuan apabila memiliki kriteria tersebut demi kemajuan daerah dan bersama.
“Penyaluran program bantuan yang diberikan oleh KKP diharapkan menjadi stimulus kepada pelaku usaha budidaya agar dapat mengembangkan usaha menuju kemandirian dan kesejahteraan bersama,” imbuh Slamet.
Menarik Minat Masyarakat
Sementara itu Kepala BPBAT Mandiangin, Andy Artha Oktopura menyebutkan bahwa budidaya ikan sistem bioflok banyak menarik minat masyarakat karena berbagai keunggulan yang dimiliki seperti minim penggunaan lahan dan hemat air hingga ramah lingkungan.
“Berdasarkan hasil penelitian, produktivitas budidaya ikan sistem bioflok ini juga memiliki tingkat produktivitas yang lebih tinggi karena pertumbuhan ikan yang lebih cepat dan tingkat kelulusan hidup yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan budidaya ikan secara konvensional,” ujar Andy.
Andy mengatakan, pihaknya membuka peluang sebesar-besarnya kepada masyarakat yang ingin berguru kepada tim teknis yang ada di BPBAT Mandiangin melalui berbagai kanal pembelajaran baik secara daring maupun secara tatap muka dengan penerapan protokol kesehatan yang baik.
“Kami siap untuk selalu hadir melaksanakan fungsi di masyarakat sebagai pembimbing teknis guna memajukan perikanan budidaya dan kesejahteraan masyarakat,” tandas Andy.
Sebagai informasi, pada tahun 2020 BPBAT Mandiangin telah menyalurkan bantuan budidaya ikan sistem bioflok kepada 61 Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) pada 30 Kabupaten/Kota di wilayah kerjanya dengan total nilai bantuan senilai 10,6 miliaran rupiah.
Terima Kasih
Kepala Sekolah SLB Bhakti Luhur Nanga Pinoh, Lidwina Rosmawaty Rumahorbo mengucapkan terima kasih kepada KKP yang telah menyalurkan bantuan. Ia menilai bahwa bantuan bioflok yang diberikan dapat memberikan pembelajaran dan motivasi yang baik bagi penerima bantuan agar dapat bertanggung jawab dalam masa pemeliharaan hingga berbagi ilmu kepada sesama.
“Hasil panen ikan lele sistem bioflok ini juga sangat bermanfaat bagi anak-anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang ada di SLB dan asrama Bhakti Luhur untuk memenuhi gizi dan sumber protein hewani,” katanya.
Dirinya berharap bahwa SLB Bhakti Luhur dapat menjadi pelopor bagi yayasan berkebutuhan khusus lain untuk mendapatkan bantuan serupa di masa mendatang. Sehingga semakin banyak masyarakat berkebutuhan khusus lainnya yang merasakan manfaat dari bantuan budidaya ikan sistem bioflok ini.
“Kami juga melihat bahwa selain memenuhi kebutuhan pangan, kolam bioflok ini juga dapat menjadi tempat terapi bagi ABK, baik sebagai sarana pembelajaran bagi mereka maupun sebagai sarana rekreasi yang menggembirakan bagi mereka,” ungkapnya.
Ia turut mengundang mahasiswa atau peneliti yang mau melakukan penelitian di instalasi bioflok milik SLB Bhakti Luhur untuk melakukan penelitian. Salah satunya mengenai kandungan gizi pakan ikan yang dapat menghasilkan ikan yang bergizi, sehat dan aman untuk dikonsumsi khususnya bagi ABK maupun penyandang disabilitas.
“Besar harapan kami untuk para penyuluh dan pendamping teknis agar kami dapat terus dievaluasi agar ke depan dapat terus kami tingkatkan,” tuturnya.
Pihaknya meyakini bahwa bantuan budidaya ikan sistem bioflok ini dapat sukses diterapkan di masyarakat secara umum.
“Kalau ABK bisa sukses menjalankan program ini, maka kelompok-kelompok lain pasti lebih bisa karena mempunyai kemampuan yang lebih” pungkasnya.
Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Melawi, Oslan Junaidi turut menyatakan siap untuk memberikan dukungan kepada penerima bantuan budidaya ikan sistem bioflok di Kabupaten Melawi.
“Kegiatan ini harus terus didukung agar tetap berkelanjutan melalui pengadaan seperti benih dan pakan setiap tahunnya untuk penerima yang berproduksi,” ujar Oslan.
Sumber: Humas Ditjen Perikanan Budidaya