Gempita.co – Sebanyak 16 jemaah wafat pada fase Armuzna, 8-12 Juli 2022. Dan 12 jemaah wafat usai puncak haji Armuzna, 13 Juli hingga hari ini.
Berdasarkan data Siskohat Kemenag, sampai hari ini, tercatat ada 55 jemaah haji Indonesia wafat. Sebanyak 27 jemaah wafat pada fase sebelum Armuzna, pada rentang 4 Juni sampai 7 Juli 2022.
Menurut Menteri Agama RI, H Yaqut Cholil Qoumas, Sabtu (16/7/2022), pihaknya sudah melakukan evaluasi.
Hasil evaluasi, mayoritas jemaah meninggal dunia pasca Armuzna karena kelelahan. Total sudah ada 55 jemaah yang meninggal dunia. “Ada evaluasi dari beberapa temuan yang ada. Salah satunya soal pelayanan,” katanya ditemui usai rapat evaluasi di Kantor Teknik Urusan Haji, di Jeddah, Arab Saudi.
Tugas pelayanan itu katanya, terkait dengan pelayanan jemaah, baik soal beribadah dengan tenang, nyaman dan aman sampai pada pemulangan. “Kita evaluasi tadi, salah satu kesimpulannya adalah, berdasarkan temuan, masih banyak jemaah yang melakukan ritual keagamaan seperti umrah sunah,” terangnya.
Dikutip Times Indonesia, jemaah masih banyak yang memaksakan diri untuk ibadah sunah seperti umrah.
“Termasuk menjalankan program-program dari KBIH. Menurut kami, hal itu tidak begitu memperhatikan kondisi jemaah. Nanti malam kita akan rapat dengan pihak KBIH supaya bisa meminimalisir jemaah dalam melakukan ritual sunah,” tegas Gus Menteri, sapaan akrabnya.
Pihak KBIH harus melihat kondisi jemaah setelah Armuzna. Karena kondisi jemaah sudah lemah secara psikologis setelah Armuzna. Hal itu harus diperhatikan.
“Termasuk juga jalan-jalan atau tour ke beberapa lokasi di Makkah. Hal itu harus diminimalisir. KBIH atau petugas harus meminimalisir jemaah tidak memaksakan diri beraktivitas tinggi. Jemaah harus dilihat kondisinya,” jelasnya. (*)