Mengaku Titisan Yesus, Mantan Polantas Ditangkap Pasukan Khusus

Sergei Torop alias Vissarion yang mengaku titisan Yesus Kristus/themoscowtime.com

Gempita.co – Sergei Torop alias Vissarion, pemimpin sebuah sekte yang mengaku sebagai titisan Yesus ditangkap Otoritas Keamanan Rusia.

Penangkapan pria berusia 59 tahun ini, melibatkan Komite Investigasi, badan yang setara dengan FBI di Amerika Serikat, dengan merancang operasi khusus.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Dilansir The Guardian, (23/9/2020), Sergei dibekuk di lokasi komunitas sekte di pedalaman Siberia. Mantan Polisi Lalu Lintas (Polantas) ini, sudah memimpin sekte itu selama tiga dasawarsa.

Menurut keterangan aparat, Sergei dan sejumlah asistennya dijerat dengan sangkaan membentuk organisasi keagamaan secara tidak sah, dan sekte itu memeras dan membuat para pengikutnya mengalami tekanan mental. Pemilik nama lengkap Sergey Anatolyevitch Torop ini juga dianggap membahayakan kesehatan para pengikutnya.

Dalam operasi penangkapan itu, aparat membawa Sergei dengan helikopter. Dua tangan kanannya, yaitu Vadim Redkin yang merupakan mantan pemain drum grup musik di era Uni Soviet, dan Vladimir Vedernikov, juga dibekuk.

Menurut catatan, Sergei mulanya adalah seorang petugas Dinas Perhubungan Rusia. Namun, setelah mengalami pemutusan hubungan kerja pada 1989 dia mengaku mendapat ilham dan menyatakan rezim Uni Soviet bakal runtuh.

Pada 1991, Sergei mendirikan gerakan “Church of the Last Testament”. Gerakan itu memikat banyak orang yang memutuskan menjadi pengikut Sergei.

Sejumlah media massa Rusia melaporkan bahwa Sergei pernah menyatakan bahwa Yesus sedang mengawasi pengikutnya dari luar angkasa dan tak jauh dari Bumi. Sedangkan menurut dia, Bunda Maria adalah pihak yang menjalankan negara Rusia. Akan tetapi, akhirnya Sergei mengklaim bahwa dia adalah Yesus.

Di dalam sektenya, Sergei menerapkan aturan dengan mengambil sejumlah gagasan dari ajaran Kristen Ortodoks, pecinta lingkungan dan sejumlah paham lain. Dia memaksa pengikutnya untuk menjadi vegan dan melarang transaksi yang melibatkan mata uang.

Para pengikutnya juga harus mengenakan pakaian sederhana. Dia juga menyatakan sistem penanggalan dimulai pada 1961, sesuai tahun kelahirannya.

Mengubah Hari Natal

Sergei lantas memindahkan peringatan Natal dari 25 Desember menjadi 14 Januari, yang merupakan tanggal kelahirannya.

“Saya bukan Tuhan. Sangat keliru menyatakan Yesus sebagai tuhan. Namun, saya adalah penyampai risalah Tuhan Bapa. Segala hal yang Tuhan sampaikan, akan disampaikan melalui saya,” kata Sergei dalam wawancara dengan The Guardian pada 2002 silam.

Kini tidak ada yang tahu bagaimana nasib para pengikut Sergei setelah dia dan sejumlah tangan kanannya ditangkap. Aparat juga tidak memberikan penjelasan mengapa mereka baru saat ini bertindak.

Kelompok Gereja Kristen Ortodoks Rusia sudah sejak lama mengecam keberadaan sekte itu. Kini sejumlah pengikut sekte tersebut dilaporkan terlibat sengketa dengan para pemilik usaha di sekitar pemukiman mereka.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali