Menko PMK: Percepat Vaksinasi untuk Ubah Pandemi jadi Endemi

This picture shows vials of the AstraZeneca Covid-19 vaccine and a syringe in Paris on March 11, 2021. - European countries can keep using AstraZeneca's coronavirus vaccine during an investigation into cases of blood clots that prompted Denmark, Norway and Iceland to suspend jabs, the EU's drug regulator said on March 11, 2021. (Photo by JOEL SAGET / AFP)

Gempita.co- Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, saat ini pemerintah tengah mempersiapkan transisi pandemi Covid-19 menjadi endemi.

Hal itu sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo karena virus Covid-19 dianggap tidak akan hilang dalam waktu dekat.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

“Pemerintah saat ini menggencarkan vaksinasi Covid-19 sebagai salah satu langkah persiapan transisi pandemi jadi endemi. Namun, kunci untuk mengubah status pandemi jadi endemi adalah kesadaran masyarakat untuk terus terbiasa mematuhi protokol kesehatan seperti selalu menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan,” katanya dalam keterangan tertulis pada Ahad (12/9).

Kemudian, ia melanjutkan, masyarakat tidak usah disuruh, tidak usah dipelototi oleh aparat dan polisi tidak perlu menggiring semua orang untuk pakai masker. Maka, itu endemi akan terjadi.

Selain itu, menurutnya, endemi akan terjadi juga bila masyarakat sudah terbiasa dan memiliki anggapan Covid-19 akan selalu berada di sekitarnya seperti penyakit pada umumnya. Masyarakat juga bisa memahami akan kondisinya, seperti berani memeriksakan diri saat merasa tertular Covid-19 dan memeriksakan diri saat menjadi kontak erat.

“Pokoknya kalau kesadaran masyarakat tumbuh maka proses endemisasi dari Covid-19 sudah berjalan,” kata dia.

Sebelumnya diketahui, Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkap bahwa Jawa dan Bali saat ini masih menjadi pulau yang memiliki kasus aktif Covid-19 tertinggi di Indonesia. Angka sumbangan kasusnya mencapai 40 persen.

Pulau Sumatra berada di posisi berikutnya dengan 30,07 persen kasus aktif Covid-19. Berikutnya ditempati Kalimantan (10,94 persen), Maluku dan Papua (8,6 persen), Sulawesi (8,22 persen), dan Nusa Tenggara (2,18 persen). “Saat ini, pulau yang paling banyak memiliki kasus aktif adalah Jawa dan Bali, yaitu 40 persen,” ujar Wiku saat konferensi pers, Jumat.

Tak hanya itu, Pulau Jawa dan Bali juga menjadi penyumbang tertinggi pada kasus Covid-19 nasional. Posisi dua dan seterusnya secara berurutan ditempati Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, serta Maluku dan Papua yang berada di urutan terakhir.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali