Menriset: Indonesia akan Buat Pesawat Amfibi dan Kargo Drone

Jakarta, Gempita.co – Tonggak sejarah baru untuk kemajuan industri dirgantara Indonesia setelah penerbangan pertama pesawat N250 buatan mantan Presiden B.J Habibie mengudara 1996 lalu, kini pesawat N219 telah disertifikasi setelah penantian tujuh tahun.

Tahap selanjutnya Indonesia akan mengembangkan pesawat amfibi hingga cargo drone atau ‘kargo terbang’.

Bacaan Lainnya

Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengatakan saat ini adalah momen bersejarah lainnya dalam upaya menghidupkan teknologi kedirgantaraan Indonesia sejak N250 tahun 1995 lalu. Industri pesawat yang maju bisa meningkatkan konektivitas antar pulau di Indonesia.

“Mengingat tidak banyak daerah yang punya bandara lengkap dengan runwayyang panjang. Sehingga jenis pesawat ringan dibutuhkan dengan kondisi NKRI. Maka lahirlah N219 menjadi salah satu alat transportasi utama yang menghubungkan beberapa daerah di Indonesia,” katanya pada Aero Summit 2020, Senin (28/12/2020).

Selain itu pesawat ini akan disertifikasi untuk keperluan pesawat amfibi sehingga konektivitas bisa terjalin lebih bagus untuk kegiatan wisata. Selain itu untuk periode 2021 hingga 2024 pengembangan pesawat komersial terus ditingkatkan dari sisi kapasitas.

Saat ini yang masih diusulkan adalah program cargo drone 2020-2024 senilai Rp 680 miliar. Bambang menambahkan, evolusi bisnis penerbangan fokusnya adalah daya tampung pesawat dan jarak tempuh. Jadi pengembangan komersial pesawat di Indonesia juga akan terus meningkatkan jumlah kapasitas penumpang pesawat yang saat ini dimiliki N219 adalah 19 penumpang.

“Saat ini juga sedang disusun road map untuk membangun ekosistem dirgantara hingga 2045, sehingga saat Indonesia masuk menjadi negara dengan ekonomi terbesar kontribusi dari industri dirgantara mencapai 3,6%dari GDP saat itu,” katanya.

Pengembangan industri dirgantara juga tidak hanya pembuatan pesawat, tapi juga mencakup mencakup jasa penerbangan yang ada di regulasi Kementerian Perhubungan seperti MRO (maintenance repair overhaul), jasa purna jual, dan tentunya jasa penerbangan dan kebandaraan.

Sumber: CNBC

Pos terkait