Bogor, Gempita.co – Masalah supply chain masih menjadi tantangan utama bagi pengembangan pasar produk UMKM. Padahal, Indonesia memiliki banyak produk dengan aneka jenis dan ragam. Tapi, kapasitas produksi para pelakunya masih kecil-kecil.
Hal itu diungkapkan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki, pada kegiatan Bazar Indonesia Hitz dan Sunday Lunch Fashion Show, di Kota Bogor, Minggu (12/12).
Acara tersebut menampilkan kolaborasi UMKM Pembatik Bogor dan tiga desainer dari Kota Bogor, diselenggarakan PT Bawa Indonesia Global (BIG).
Teten mencontohkan, permintaan gula semut dari Eropa dan AS begitu besar. Namun, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, para pelaku UMKM, yang rata-rata masih level mikro dan kecil, perlu terus mendapat agregasi.
“Saya selalu mengajak para kepala daerah untuk memilih dan menentukan satu atau beberapa produk unggulan khas daerahnya untuk kita kembangkan kualitas produk dan pemasarannya,” jelas Teten.
Oleh karena itu, Teten pun menyambut baik platform digital BogorHitz Commerce sebagai wadah produk-produk UMKM unggulan Kota Bogor dan Bogor Raya dapat bersaing, tidak hanya di level nasional, namun siap berlaga di seluruh dunia.
Menkop UKM juga menekankan pentingnya transformasi digital UMKM Indonesia. Pasalnya, diproyeksikan kekuatan ekonomi digital Indonesia akan bertumbuh delapan kali lipat di 2030 atau mencapai Rp4.531 triliun.
Dengan potensi tersebut, pihaknya terus mempercepat UMKM onboarding ke dalam ekosistem digital. Saat ini, telah mencapai 24,9 persen atau sebesar 16,4 juta UMKM yang sudah onboarding.
Dalam kesempatan yang sama, Walikota Bogor Bima Arya mengatakan bahwa produk UMKM harus mendapat sentuhan khusus, agar lebih diminati pasar global. “Harus ada nuansa moderennya, namun juga menonjolkan sisi etnik atau nuansa lokalnya,” kata Bima.
Tahun depan, aku Bima, Pemkot Bogor akan membangun pedestrian di seputaran Jalan Pajajaran yang banyak dikelilingi kuliner khas Bogor, kafe, restoran, hingga hotel. “Saya menyebut langkah ini sebagai nasionalisme kosmopolitan,” ujar Bima.
Sementara Komisaris PT Bawa Indonesia Global (BIG) Eka Sari Lorena Soerbakti mengatakan, pihaknya akan mendorong produk UMKM yang telah dikurasi BIG agar lebih dikenal, sehingga pemasarannya bisa meluas. “Kita membangun platform digital namun sifatnya lebih local commerce,” kata Eka.
Belum lama, Pemkot Bogor berkolaborasi dengan BIG sudah menghadirkan platform pasar digital https://www.bogorhitz.com/ yang menjual produk-produk khas Bogor. Mulai dari kerajinan, batik, makanan/minuman olahan, pakaian, dekorasi rumah hingga hobi dan koleksi lainnya.
Hanya saja, Eka akan fokus kepada satu atau beberapa produk asli dan khas daerah untuk bisa diangkat dan dikembangkan. “Tak hanya siapkan e-commerce, kita juga bikin e-logistic dengan nama Bawain. Karena, banyak produk bagus tapi biaya logistik mahal,” ungkap Eka.
Untuk itu, Eka melakukan kolaborasi dengan PT Pos dan JNE. Dia juga terus menjalin komunikasi dengan banyak pihak untuk memperluas pasar. Misalnya, mengirim Batik khas Bogor ke Amerika Serikat. “Kolaborasi merupakan hal yang penting, ditambah dengan kreatifitas luar biasa bagi produk UMKM,” imbuh Eka.
Selain itu, lanjut Eka, pihaknya juga mendukung finansial bagi UMKM yang unggul untuk masuk pasar global. “Kita ciptakan ekosistem bagi produk UMKM,” pungkas Eka.