Jakarta, Gempita.co – Mudik dengan sepeda motor pada momentum lebaran tahun ini, diperkirakan bakal melonjak.
“Meski ada larangan mudik dari pemerintah, masyarakat pasti akan tetap pulang kampung. Terutama pemudik yang menggunakan motor. Bahkan pada tanggal yang dilarang mudik,” kata Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia Pusat Djoko Setijowarno, kemarin.p
Pemerintah telah memutuskan melarang mudik pada periode 6-17 Mei mendatang. Selain itu, pemerintah juga telah memperketat perjalanan orang sejak 22 April kemarin, dengan penambahan syarat tes antigen ataupun GeNose bagi warga yang melakukan perjalanan keluar kota.
Menurut Djoko, kebijakan larangan tersebut tidak dikaji dengan matang. Bahkan jika pemerintah melakukan penyekatan pun tidak bakal berdampak banyak terhadap mobilitas pemudik yang akan semakin tinggi menjelang larangan mudik nanti.
“Memang pemerintah bisa mengawasi seluruh jalan selama 24 jam. Apalagi banyak jalan tikus. Celah itu akan dimanfaatkan pemudik untuk tetap pulang kampung.”
Selain itu, hampir seluruh daerah, menurut dia lagi, tidak akan mampu membiayai pengawasan petugas baik dari personel polisi hingga dinas perhubungan. Alasannya adalah anggaran pengawasan selama periode mudik ini akan menelan biaya yang sangat besar.
Minimal, kata dia, satu titik pos penyekatan dijaga 40 petugas yang berbagi dua jadwal.
“Minimal satu orang dibayar Rp 200 ribu untuk pengawasan. Belum lagi fasilitas tenda dan pendukung lainnya. Tidak semudah itu melarang dengan menyekat,” ujarnya.
Selain itu, pemudik bakal tetap pulang kampung meski pemerintah telah mengetatkan aturan sejak kemarin. Pemudik bakal rela mengeluarkan uang tambahan untuk tes antigen yang berkisar Rp 160-180 ribu, daripada membatalkan mudik.
Apalagi bisa tes GeNose yang lebih murah yakni Rp 20 ribu. “Pengetatan itu tidak akan ada dampaknya terhadap rencana pembatasan dari pemerintah.”
Sumber: TERAS.ID