PARIS, Gempita.co-Nike diduga memutuskan hubungan kontrak bernilai $ 210 juta atau sekitar Rp3 triliun dengan superstar sepak bola Neymar tahun lalu. Keputusan itu dibuat setelah perusahaan tersebut meluncurkan penyelidikan atas tuduhan pelecehan seksual oleh Neymar terhadap salah satu karyawannya. Demikian laporan Wall Street Journal.
Neymar adalah salah satu atlet dengan profil tertinggi Nike. Dia baru berusia 13 tahun ketika Nike mulai mengontraknya. Penyerang Brasil itu menikmati hubungan itu sebelum akhirnya Nike mengakhiri kontrak dengannya secara prematur pada Agustus 2020.
Sejak itu, Neymar pindah ke Puma dan Nike tidak pernah secara terbuka memberikan alasan mengapa kesepakatan besar itu diakhiri delapan tahun lebih awal. Dan Wall Street Journal sekarang melaporkan bahwa itu karena kasus pelecehan.
Sebagaimana dikutip dari FOX Sports, seorang karyawan Nike disebut telah memberi tahu teman dan koleganya pada tahun 2016 bahwa Neymar mencoba memaksanya untuk melakukan seks oral di kamar hotelnya saat berada di New York. Saat itu, sang pegawai membantu mengoordinasikan acara dan logistik untuk pesepakbola dan rombongannya.
Insiden tersebut disebut terjadi pada 2 Juni, setelah kampanye publisitas di New York yang melibatkan legenda bola basket Michael Jordan. Laporan tersebut mengklaim bahwa staf hotel meminta wanita itu dan karyawan Nike lainnya untuk membantu Neymar, yang tampaknya mabuk, ke kamar hotelnya.
Saat itu, dia diduga ditinggalkan di kamar sendirian dengan Neymar yang melepas pakaian dalamnya dan mencoba memaksanya untuk melakukan seks oral padanya. Sang pegawai berhasil melepaskan diri dan Neymar tidak bisa mengejarnya di lorong hotel saat masih telanjang.
Laporan tersebut menambahkan bahwa dia mengajukan pengaduan ke Nike pada 2018 dan perusahaan menyewa pengacara untuk melakukan penyelidikan yang dimulai pada 2019. Perusahaan tersebut diduga memutuskan untuk berhenti menampilkan Neymar dalam kampanye pemasarannya di tengah penyelidikan.
Hubungan kerja dengan Neymar dilaporkan berakhir pada 2020 setelah pemain Brasil itu menolak bekerja sama dengan penyelidikan yang dipimpin oleh tim hukum yang dipekerjakan. Makanya, kasus ini tidak pernah selesai.
“Nike mengakhiri hubungannya dengan atlet karena dia menolak untuk bekerja sama dalam penyelidikan dengan itikad baik atas tuduhan kesalahan yang dapat dipercaya oleh seorang karyawan,” kata Hilary Krane, penasihat umum Nike, kepada Wall Street Journal.
Menanggapi mengapa penyelidikan itu dirahasiakan, Krane menambahkan,“Tidak ada satu pun fakta yang muncul yang memungkinkan kami untuk berbicara secara substantif tentang masalah tersebut. Tidak pantas bagi Nike untuk membuat pernyataan yang menuduh tanpa bisa memberikan fakta pendukung.”
Neymar sendiri membantah tuduhan tersebut. Juru bicaranya menegaskan, “Neymar Jr. akan dengan gigih membela diri dari serangan tak berdasar ini jika ada klaim yang diajukan, yang sejauh ini tidak terjadi.”
Dalam sebuah pernyataan kepada Wall Street Journal ia menyebut ini kasus aneh. “Sangat aneh kasus yang seharusnya terjadi pada tahun 2016, dengan tuduhan oleh seorang karyawan Nike, baru terungkap pada saat itu,” tegasnya.
Ia mengatakan, hal seperti ini bukan kali pertama menimpa kliennya. “Mirip dengan tuduhan pelecehan seksual yang dibuat terhadapnya pada tahun 2019 – tuduhan yang menurut otoritas Brasil Neymar Jr. tidak bersalah — tuduhan ini salah,” tandasnya.
Sementara itu, dalam sebuah pernyataan kepada Journal dikutip dari ESPN, juru bicara Neymar menyebut bahwa perpecahan itu karena alasan komersial. Neymar sebelumnya menghadapi tuduhan pemerkosaan pada 2019, tetapi itu dibatalkan pada Agustus tahun itu karena kurangnya bukti. Penuduh kemudian didakwa karena penipuan prosedural, pengaduan fitnah dan pemerasan.