Ngeri…Ternyata dari Hewan Ini Varian Omicron Berasal

Jakarta, Gempita.co – Teori baru menyebutkan jika varian Omicron berevolusi bukan pada manusia tetapi pada hewan yakni tikus.

Kemungkinan ini dideskripsikan sebagai reverse zoonosis, yakni virus Corona dari hewan meloncat ke manusia, lalu loncat lagi ke hewan dan terjadi pada pertengahan 2020 lalu.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

“Zoonosis ini diikuti oleh zoonosis baru yang sangat mungkin bagi saya, mengingat bukti yang tersedia diketahui sangat banyak. Bahkan mutasi yang terjadi di antaranya sangatlah tidak biasa,” ujar Kristian Andersen, Ahli Imunologi Scripps Research Institute, mengutip live science melalui RRI.co.id, Sabtu (4/12/2021).

Berbagai mutasi terakumulasi pada hewan sejak saat itu, diyakini menular lagi ke manusia. Salah satu bukti penting yang mendukung teori ini, yaitu bahwa varian Omicron sangat menyimpang dan berbeda dengan varian SARS CoV 2 yang sudah beredar. Selain itu, Varian Omicron sendiri diketahui lebih banyak menyerang pada orang yang mengalami gangguan kekebalan tubuh, seperti orang dengan HIV/AIDS.

Seperti halnya dilaporkan ilmuwan Afrika Selatan saat pertama kali varian baru Omicron muncul, varian virus corona tersebut membawa tujuh mutasi virus. Sedangkan, varian virus corona lain, seperti varian Alpha, hanya membawa beberapa mutasi virus dari tujuh mutasi virus pada varian Omicron.

Namun, hingga saat ini masih belum jelas apakah Omicron muncul pada hewan atau manusia sebagai inang awalnya. Tetapi jika teori ini benar, maka populasi yang terkena dampak seharusnya terisolasi, sehingga varian Omicron tidak menyebar jauh.

Tikus sendiri dikenal sebagai hewan yang dapat menularkan sejumlah penyakit untuk manusia. Bahkan, tikus bisa menyebabkan banyak penyakit yang berujung fatal dan menjurus pada kematian. Penularannya dapat melalui feses, urine, air liur, atau gigitan tikus. Sementara itu, penyakit yang disebabkan oleh kuman pada tikus juga dapat disebarkan secara tidak langsung melalui kutu, tungau, atau kutu yang memakan tikus.

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali