Gempita.co – Perjanjian normalisasi hubungan antara Sudan dengan rezim Israel dinilai, Wakil ketua dewan legislatif Palestina Ahmad Bahr sebagai penghianatan besar.
Ahmad Bahr hari Sabtu (24/10/2020) mengatakan bahwa kesepakatan kompromi antara Sudan dan rezim Zionis dilakukan demi mendukung Presiden AS Donald Trump agar berhasil dalam pemilu presiden.
Abbas Zaki, anggota komite pusat gerakan Fatah juga mengatakan bahwa rakyat Palestina tidak akan kehilangan harapannya menyikapi kompromi yang dilakukan tentara bayaran Arab Saudi dengan Israel, dan akan terus melawan agresor Zionis.
Pejabat Fatah ini juga menyatakan bahwa rakyat Sudan tidak akan membiarkan hubungan dengan Israel dilanjutkan.
Sudan menjadi negara ketiga, setelah UEA dan Bahrain, yang berkompromi dengan rezim Zionis dalam dua bulan terakhir.