Jakarta, Gempita.co – Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang mengatakan dampak mewabahnya Corona (Covid-19) telah membuat 1,5 juta karyawan perusahaan tekstil harus kehilangan pekerjaan.
Pandemi Covid-19 telah membuat gelombang PHK dan dirumahkannya pekerja pabrik terus bertambah, bahkan ada pabrik yang gulung tikar alias bangkrut.
Menurut Sekjen Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Rizal Tanzil, angka itu akan terus bertambah jika pemerintah tak kunjung memberikan stimulus dan relaksasi. Hingga saat ini, pihak asosiasi telah mendata angka PHK dan dirumahkan mencapai 1,8 juta orang.
“Harus stimulus kebijakan yang dibutuhkan segera, pertama adalah keringanan pembayaran listrik dengan penghapusan rekening listrik minimum,” ujar Rizal, dalam keterangannya, Jumat (9/5/2020).
Kedua, kata Rizal, terkait BPJS Ketenagakerjaan. Saat ini banyak tenaga kerja yang dirumahkan, namun industri masih harus membayarkan iuran BPJS ketenagakerjaan.
“Ketiga, terkait relaksasi pembayaran bunga bank atau utang bank industri kepada perbankan,” jelasnya.
Tekanan Cash Flow
Rizal mengungkapkan, beratnya tekanan cash flow saat ini membuat sejumlah perusahaan harus merumahkan para karyawan, sampai ada yang harus gulung tikar.
“Angka pastinya belum dapat dipastikan, tapi terakhir sudah sekitar 30 persen yang sudah gulung tikar. Tekanan cashflow semakin berat sehingga tutup itu menjadi alternatif pilihan yang bisa diambil, sayangnya kalau industri ini tutup dan memulai lagi, itu jauh lebih berat dan itulah yang menjadi pertimbangan kami supaya bisa bertahan,” ungkap Rizal.