Gempita.co – Seorang polisi Pakistan tewas saat penggerebekan pendukung mantan Perdana Menteri Imran Khan, Selasa pagi (25/5).
Operasi polisi itu merupakan upaya untuk menggagalkan aksi protes yang direncanakan untuk memaksa pemerintah baru Pakistan mengadakan pemilihan umum lebih awal, kata partai itu.
Fawad Chaudhry, juru bicara partai Khan, Tehreek-e-Insan, mengatakan polisi melancarkan operasi tak lama setelah tengah malam pada Senin. Rumah-rumah pendukung partai itu masih digerebek pada Selasa pagi dan sedikitnya 400 pendukung partai tersebut ditangkap di berbagai penjuru negara itu, kata Chaudhry.
Khan mengecam penangkapan itu di Twitter. Pihak berwenang mengkonfirmasi penggerebekan itu tetapi menolak untuk mengungkapkan rincian tentang penangkapan apa pun.
Menteri Dalam Negeri Rana Sanaullah menuduh Khan berusaha menciptakan situasi seperti perang saudara. Menteri itu mengkonfirmasi seorang polisi tewas dalam salah satu penggerebekan, ketika seorang pendukung Khan menembaki polisi yang memasuki rumahnya di kota Lahore.
Pihak berwenang meningkatkan keamanan di ibu kota, Islamabad, mengerahkan petugas tambahan dan pasukan paramiliter. Kontainer-kontainer besar ditempatkan di sebuah jalan utama menuju gedung parlemen, untuk mencegah para pendukung Khan mendekat dan kemungkinan melakukan aksi duduk di sana.
Awal pekan ini Khan mendesak para pendukungnya untuk berkumpul di Islamabad pada hari Rabu untuk menggelar demonstrasi yang menurutnya akan berlanjut sampai pemerintah mengumumkan tanggal untuk pemilihan dini.
Khan, yang menjabat sebagai perdana menteri selama lebih dari tiga setengah tahun, tersingkir oleh mosi tidak percaya di parlemen pada April. Ia digantikan oleh Shahbaz Sharif.
Khan mengklaim penggulingannya adalah hasil dari plot yang diorganisir AS. Washington menyangkal peran apa pun dalam politik internal Pakistan.
Sumber: voa