Panen Perdana, Lele Bioflok di Pondok Pesantren Tulang Bawang Barat – Lampung

Jakarta, Gempita.co-Salah satu program Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyasar pada Pondok Pesantren. Salah satu yang membuahkan hasil positif adalah Pondok Pesantren Darussholihin Tebu Ireng 12 Pulung Kencana yang berada di Kabupaten Tulang Bawang Barat yang baru saja minggu lalu melakukan panen perdana budidaya ikan lele dengan menggunakan sistem bioflok secara parsial.

Bantuan kegiatan bioflok, merupakan suatu inovasi teknologi yang dilakukan melalui rekayasa lingkungan dengan mengandalkan suplai oksigen dan pemanfaatan mikroorganisme. Keterbatasan lahan dan air serta di tengah pandemi covid ini, ikan menjadi ketahanan pangan nasioanl bergizi sehingga kebutuhan kian meningkat untuk konsumsi, dan budidaya lele sistem bioflok ini merupakan salah satu alternatif usaha. Di samping itu, penggunaan pakan lebih efisien, serta dapat dikembangkan juga di perkotaan, jelas Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto dalam keterangannya di Jakarta.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Slamet mengapresiasi kepada Bupati Tulang Bawang Barat serta jajarannya, terutama Dinas Kelautan dan Perikanan yang terus membina masyarakat pembudidaya sehingga dengan kerjasama yang baik dengan DJPB, khususnya kerjasama teknis dengan Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sungai Gelam bantuan bioflok yang diberikan di tahun 2020 ini sudah dapat dipanen.

Oleh karenanya, Slamet meminta kepada Bapak Bupati dan jajaran Dinas Perikanan beserta instansi terkait lainnya, agar terus mengupayakan penerapan sistem-sistem budidaya ikan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, ekonomis dan menguntungkan, serta tentunya membantu melakukan pengembangan atau antisipasi dalam hal pemasaran ikan yang dihasilkan oleh masyarakat pembudidaya.

Slamet juga berharap penguasaan teknologi budidaya bioflok ini bisa dirasakan dan meluas ke berbagai pelosok daerah. “Saya terus mendorong Unit Pelaksana Teknis (UPT) DJPB untuk terus melakukan penyebaran teknologi bioflok ke seluruh daerah. Selain itu agar pembudidaya terus mendukung program-program pemerintah melalui penerapan CBIB (Cara Budidaya Ikan yang Baik) dan CPIB (Cara Pembenihan Ikan yang Baik). Karena ke depan ini menjadi syarat mutlak untuk meningkatkan daya saing produk di pasar global. Sehingga teknologi bioflok juga akan terasa keuntungannya jika pembudidaya mengikuti kaidah cara budidaya ikan yang baik”, tegas Slamet.

Saat menghadiri panen di Ponpes Darussholihin, Bupati Tulang Bawang Barat, Umar Ahmad mengatakan panen perdana ini merupakan suatu kerja keras yang patut dibanggakan, mengingat budidaya ikan lele sistem boflok ini baru saja diperkenalkan di Kabupaten Tulang Bawang Barat dan sekarang sudah memetik hasil yang bagus. “Kita patut bersyukur atas capaian yang ada. Saya pribadi juga mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh yang terlibat dalam percontohan budidaya lele sistem bioflok ini”, ujar Bupati Umar.

Menurutnya, budidaya lele sitem bioflok ini bisa menjadi salah satu pendapatan masyarakat di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Mengingat, budidaya Lele Sistem Bioflok menjadi pilihan yang baik pada saat ini, di samping karena sistemnya yang intensif, juga mampu meminimalkan berbagai permasalahan yang sering kali menyertai usaha budidaya ikan lele, seperti misalnya masalah ketersediaan air, masalah ketersediaan lahan, dan juga adanya limbah yang dapat mengganggu lingkungan. “ Dengan bioflok juga bisa lebih menguntungkan makanya animo masyarakat lebih banyak yang minat budidaya lele sekarang”, jelas Umar.

Untuk itu, saya merasa bangga dan mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar Pondok Pesantren Darussholihin yang telah mencoba mengembangkan budidaya lele sistem bioflok, dan mudah-mudahan keberhasilan ini dapat menjadi contoh bagi warga masyarakat lainnya untuk melaksanakan sistem budidaya bioflok. “Harapannya, keberhasilan ini dapat ditularkan dan ditiru kepada warga masyarakat lainnya, sehingga akan semakin banyak masyarakat yang melaksanakan budidaya sistem bioflok ini”, tutur Umar.

Senada, pimpinan pondok pesantren Darussholihin, KH. Wahyudi Tohir menyampaikan rasa syukur atas keberhasilan yang dicapai pada hari ini dan menyampaikan terima kasih kepada KKP atas bantuan yang diberikan melalui BPBAT Sungai Gelam Jambi, serta berharap bantuan ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh warga Ponpes khususnya dalam meningkatkan konsumsi ikan untuk perbaikan gizi para santri, di samping untuk sarana belajar berusaha. “Saya sangat optimis bahwa budidaya lele Bioflok ini menjanjikan keuntungan dan meningkatkan kesejahteraan pondok pesantren”, papar Wahyudi.

“Saya juga berharap masih tetap dapat bimbingan dari Penyuluh Perikanan untuk dapat mendampingi budidaya bioflok ini untuk siklus ke-2 dan seterusnya, agar hasilnya bisa lebih maksimal lagi ke depannya,” tambah Wahyudi.

Sementara itu, Kepala BPBAT Sungai Gelam Jambi, Boyun Handoyo, panen ini merupakan bagian dari 65 paket dukungan budidaya ikan sistem bioflok DJPB KKP melalui BPBAT Sungai Gelam tahun 2020. Paket bantuan budidaya ikan sistem bioflok sebanyak 65 paket ini tersebar di 8 Provinsi, 38 Kabupaten/Kota se Sumatera, di mana setiap kelompok memperoleh paket budidaya bioflok yang terdiri dari sarana prasarana dan perlengkapan operasional di antaranya 10 unit kolam bulat diameter 3 meter untuk budidaya lele sistem bioflok dengan 30 ribu ekor benih ikan lele dan 4 meter untuk budidaya nila sistem bioflok dengan 12 ribu ekor benih ikan nila beserta bangunan lantai, atap, instalasi listrik dan air, pakan, obat-obatan, dan vitamin.

“Saya mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya atas kerjasama seluruh pihak dan dukungan Pemerintah Daerah sehingga program ini dapat berhasil dengan jumlah panen yang melampaui target, Dinas Perikanan bersama Penyuluh Perikanan Kabupaten Tulang Bawang Barat telah bekerja keras mendampingi Ponpes yang bersungguh-sungguh melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan budidaya ikan ini sesuai dengan petunjuk yang diberikan pada saat bimbingan teknis dan terus berkomunikasi aktif dengan pihak BPBAT Sungai Gelam sepanjang pelaksanaan kegiatan budidaya ini”, tambah Boyun.

“Semoga bantuan ini dapat bermanfaat bagi Ponpes dan dapat menjadi contoh bagi masyarakat sekitar”, harap Boyun.

Seperti diketahui, Pondok Pesantren Darussholihin Tebu Ireng 12 ini mendapatkan dukungan pengembangan lele bioflok sebanyak 1 (satu) paket dari 10 (sepuluh) paket se Provinsi Lampung berupa bantuan pemerintah budidaya ikan sistem bioflok melalui BPBAT Sungai Gelam Jambi. Panen parsial dari 4 (empat) kolam ini didapatkan hasil produksi lele konsumsi ukuran 9-10 ekor per kg sebanyak 1,3 ton dengan nilai jual diperkirakan sebesar Rp. 20,8 juta.

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali