Pariwisata Bali Bersiap Hadapi PPKM Level 3 Nataru

SP/Ruht Semiono Pembukaan Tempat Wisata - Pengunjung menikmati suasana Pantai di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Sabtu (20/6/2020). Setelah ditutup selama dua bulan akibat pandemi Covod-19, Kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol kembali dibuka.

JAKARTA, Gempita.co- Menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), pemerintah berencana kembali menerapkan PPKLevel 3 di sejumlah wilayah.

Hal tersebut dilakukan untuk meredam kenaikan kasus Covid-19, termasuk di provinsi Bali.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Terkait hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar workshop Generasi Positif Thinking (Genposting) dengan tema Bali Bangkit dan Siap Menghadapi Nataru dengan Kewaspadaan dan Kesiapan Pencegahan COVID-19, pada 24 November 2021 lalu.

“Kegiatan ini diharapkan dapat membekali masyarakat, UMKM, pelaku usaha pariwisata, serta perangkat desa dengan pemahaman akan program pemerintah di bidang pariwisata untuk mengembalikan rasa aman dan nyaman pada masyarakat ketika berada di tempat wisata, khususnya di Bali,” kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo, Septriana Tangkary melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (25/11/2021).

Septriana mengatakan, kegiatan itu juga bertujuan untuk menyosialisasikan kembali pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin.

“Sehingga dapat membangkitkan perekonomian nasional dengan turut serta membangkitkan pariwisata,” jelas Septriana.

Kepala Bidang Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Nyoman Ayu Andriani mengatakan, terkait dengan pemulihan pariwisata dan persiapan kedatangan wisatawan, pemerintah telah melakukan berbagai inisiatif agar wisatawan berniat datang ke Bali.

“Program digitalisasi pariwisata kita gaungkan juga kita menata jalur agar jalur wisata bisa menyentuh sektor produksi masyarakat untuk dapat meningkatkan perekonomian, serta salah satu yang sedang dipersiapkan adalah program karantina on-board atau dengan berlayar sebagai inovasi dari peraturan wajib karantina yang ada untuk turis mancanegara,” kata Ni Nyoman Ayu.

Sedangkan Dewan Pengurus Daerah Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (DPD ASITA) I Putu Winastra mengatakan, meskipun vaksinasi yang melebihi dari target, tetapi wisatawan masih enggan datang.

Adapun alasannya adalah faktor karantina, e-visa dan asuransi. Untuk itu dalam mempertahankan dan memajukan pariwisata diperlukan strategi jangka pendek dan jangka panjang untuk Bali dan Indonesia.

“Rekomendasi kami untuk dilakukan Evaluasi Pembukaan 19 negara yang ada, Penerapan kembali Kebijakan VOA & BVKS dan kebijakan penerbangan internasional dengan satu kali transit untuk long haul flight yang potensial,” ungkap Winastra.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali