Jakarta, Gempita.co – Prabowo Subianto resmi menjadi Ketua Umum Partai Gerindra periode 2020 – 2025 sekaligus Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra periode 2020 – 2025.
Pemilihan Ketua Umum Partai Gerindra ini dilakukan dalam Kongres Luar Biasa Partai Gerindra yang digelar di Hambalang, Bogor pada Sabtu, 8 Agustus 2020.
Juru Bicara Partai Gerindra Dahnil Anzar Simanjuntak membantah bahwa keterpilihan Prabowo merupakan tanda tidak ada kaderisasi di partainya.
Dahnil mengklaim Gerindra memiliki banyak kader dan tokoh-tokoh yang mumpuni dan tersebar di mana-mana. Namun, akar rumput Gerindra, pengurus-pengurus di daerah masih percaya pada kepemimpinan Prabowo.
“Jadi bukan masalah kaderisasi tidak tumbuh, tidak. Ini masalah kepercayaan,” kata Dahnil di Kompleks Padepokan Garudayaksa, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (8/8/2020).
Dahnil menjelaskan keputusan penunjukan Prabowo Subianto sebagai ketua umum diambil dalam rapat pleno ke-3 dengan agenda pembacaan laporan pertanggungjawaban DPP dan tanggapan dari seluruh DPD.
Dalam forum itu seluruh pengurus DPD Partai Gerindra bulat menerima laporan pertanggungjawaban kepengurusan DPP periode 2015 – 2020 dan sepakat meminta Prabowo memimpin kembali.
Mendapat permintaan seperti itu, Prabowo pun menyatakan kesiapannya jika diberi kepercayaan untuk kembali memimpin Partai Gerindra.
“Kalau itu memang permintaan kongres luar biasa ini, saya menyatakan saya siap menerima sebagai ketua umum,” kata Prabowo.
Selanjutnya, Prabowo sebagai formatur tunggal akan menyusun kepengurusan DPP Partai Gerindra periode 2020 – 2025.
Sementara itu, saat menyampaikan laporan pertanggungjawaban DPP Partai Gerindra 2015 – 2020, Prabowo juga memilih untuk merendah.
Dia mengaku, sejumlah pencapaian partainya selama ini bukan karena faktor ketokohannya. Dia mengklaim, raihan positif itu karena para kader Gerindra mau mendengar suara rakyat.
Prabowo pun berseloroh, menurutnya, kalau hanya mengandalkan ketokohan, maka masih banyak ketua umum partai yang lebih kaya, ganteng, atau berkuasa.
“Lebih hebat, lebih ganteng, lebih banyak uang, punya stasiun televisi, punya ini, itu, dan sebagainya,” ungkap Prabowo.