Pembukaan Sekolah Tatap Muka Dinilai Belum Aman, Ini Penjelasan Ahli Epidemiologi…

poswa baru mengikuti upacara bendera di SMPN 4 Jakarta pada hari pertama sekolah Senin (15/7/2013). - Antara

Jakarta, Gempita.co-Angka kasus harian positif Covid-19 masih tinggi.

Aktivitas belajar tatap muka di sekolah belum aman untuk dibuka.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Walaupun Kota Makassar sudah menyandang status zona oranye atau wilayah resiko sedang penularan virus korona.

Ketua Tim Ahli Epidemiologi Satgas Covid-19 Kota Makassar, Ansariadi mengatakan, kasus positif mengalami peningkatan selama beberapa pekan terakhir. Kondisi ini dinilai sangat rawan jika sekolah tatap muka dibuka.

Berdasarkan kategori usia, data kasus positif Covid-19 usia anak sekolah antara 5-19 tahun terus mengalami peningkatan dari minggu ke minggu. Pekan keempat November lalu, pasien terkonfirmasi positif pada anak usia sekolah hanya 45 kasus.

Namun jumlah itu naik di pekan pertama Desember yang mencapai 55 kasus. Ada peningkatan sebanyak 10 kasus selama sepekan.

“Jadi saran saya sebaiknya sekolah tatap muka dibuka kalau situasi sudah aman. Kalau sekarang jangan dulu, karena tidak aman,” tegas Ansariadi, Kamis (10/11/2020).

Beberapa pekan lalu, pandemi Covid-19 di Kota Makassar mulai melandai. Namun lima pekan terakhir justru kembali meningkat. Angka positif Covid-19 menyentuh angka 10.879 kasus. Kondisi ini berdampak pada angka reproduksi efektif (Rt) Kota Makassar yang juga naik menjadi 1,77.

Sehingga menurut dia, sekolah tatap muka bisa dibuka jika pandemi di Kota Makassar sudah bisa dikontrol. Konsistensi Satgas Covid-19 dalam menekan laju penularan masih juga perlu ditingkatkan.

Apalagi satu pekan terakhir ini, angka kasus positif di Kota Makassar nyaris menyentuh angka 500. Padahal sebelumnya hanya berkisar pada angka 100 hingga 200 kasus.

“Kalau kita dapat 15 kasus per hari dan kita aktif mencari tapi sedikit yang kita temukan itu berarti aman. Tapi kalau untuk situasi sekarang itu tidak aman, hampir tiga sampai empat kali lipat bahayanya,” papar peneliti di Departemen Epidemiologi Unhas ini.

Meski begitu, bukan berarti dalam dua pekan terakhir ini kasus positif tidak bisa ditekan. Target zona kuning hingga rencana pembukaan sekolah tatap muka bisa dilanjutkan jika situasi sudah mulai aman.

Salah satu upaya yang dilakukan, yakni masifkan swab tes untuk menemukan kasus positif baru, tracking kontak kasus positif, isolasi pasien terkonfirmasi positif dan karantina mandiri masyarakat yang masih sehat.

“Penegakan protokol kesehatan harus kita perketat kembali, dan itu yang membuat kita turun menjadi zona oranye,” tutur Ansariadi.

Plt Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Makassar, Irwan Bangsawan mengakui rencanaan pembukaan sekolah tatap muka masih rawan. Harus ekstra hati-hati, sebab jika tidak rawan memicu klaster baru.

“Kita sudah survei dan itu masih rawan sekolah tatap muka. Jadi saya tegaskan sekolah tidak boleh tatap muka dalam kondisi saat ini,” ujar Irwan.

Dia juga menegaskan tidak ada tahapan uji coba sekolah tatap muka. Pelaksanaannya harus terjadwal dengan baik. Paling penting, pandemi Covid-19 bisa terkendali, baru aktivitas sekolah tatap muka di buka.

Meski dianggap belum aman, namun Irwan telah menyiapkan petunjuk teknis belajar tatap muka di sekolah. Setidaknya ada dua hal penting yang perlu diatur, yakni masa transisi dan adaptasi baru.

“Insya Allah satu dua hari ini juknisnya sudah rampung. Jadi masa transisi ini itu yang kita agak ketat, kalau adaptasi baru mungkin sudah mulai ada kelonggaran,” ungkap dia.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali