Peneliti Menemukan Alat Monitor Kesehatan Dicetak ke Tubuh

Jakarta, Gempita.co – Belum lama ini para peneliti telah berhasil mengembangkan konsep wearable devices terbaru berbentuk sirkuit yang dapat di cetak langsung ke tubuh pengguna untuk dapat memonitor suhu tubuh, kadar oksigen darah dan beberapa tanda vital kesehatan lainnya.

Dilansir dari Dailymail.co.uk, pada awalnya konsep seperti ini sudah sempat dikembangkan, namun alat tersebut membutuhkan temperatur operasional lebih dari 570°F atau sekitar 298°C yang dimana tidak praktis dan membahayakan tubuh pengguna.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Para peneliti di universitas Penn State berhasil menemukan cara lain dengan menambahkan lapisan zat dari pasta Alkohol Polivinil, zat yang sama ditemukan pada masker perawatan wajah dan kalsium karbonat yang ditemukan di cangkang telur.

Senyawa tersebut digunakan untuk melembutkan lapisan luar kulit dan sebagai penyangga untuk lapisan besi super tipis yang di cetak langsung diatas senyawa dan kulit.

Senyawa tersebut setelah kering di tubuh dapat memonitor temperatur suhu pengguna, aliran darah, detak jantung, hingga ritme pernapasan pengguna.

Saat diagnosa monitor kesehatan selesai dilakukan, zat sensor yang dicetak ditubuh dapat dihilangkan dengan cara dicuci menggunakan air panas.

“Zat senyawa yang terlepas saat dicuci dapat didaur ulang karena tidak merusak alat, dan proses penghilangan zat juga tidak membahayakan kulit pengguna, hal ini penting terhadap para pasien / pengguna dengan kulit yang sensitif” kata Larry Cheng sebagai ketua peneliti.

Pengguna dapat melepas alat biosensor hanya cukup dengan mencuci tangan

“Alat seperti ini sangatlah penting dan berguna tanpa menyusahkan pengguna maupun dampaknya terhadap lingkungan” tambah Cheng.

Menurut mereka desain model alat seperti ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari alat monitor kesehatan yang sudah ada saat ini, yang dimana membutuhkan baterai dan keperluan untuk mengisi daya ulang.

“Dengan kecanggihan material baru ini, gerakan dari otot pengguna yang biasanya menjadi penghalang terhadap alat monitor kesehatan konvensional, pada alat ini menjadi suatu sumber energi yang diambil untuk menggerakan biosensor yang ada”.

“Hal tersebut yang membuat alat ini istimewa, banyak orang yang belum berpikir untuk mengambil daya dari gerakan otot pengguna yang minimum. Padahal sudah dari satu atau dua dekade lalu para peneliti mulai melihat adanya kemungkinan untuk mengambil energi suatu alat dari gerakan tubuh”.

“Pada dasarnya hal seperti ini (biosensor) dapat diimplementasikan tidak hanya diluar tetapi juga didalam tubuh” tambah Cheng.

Sumber: daily mail

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali