Pengelolaan Irigasi Tambak Partisipatif, KKP Libatkan Masyarakat

Foto.dok.Humas Ditjen Perikanan Budidaya

Jakarta, Gempita.co – Dalam rangka mendukung pencapaian kegiatan prioritas perikanan budidaya serta program pemulihan ekonomi nasional, pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah melaksanakan program bantuan yang menyasar langsung kepada masyarakat dan bersifat padat karya.

Pengelolaan Irigasi Tambak Partisipatif (PITAP) sebagai salah satu program bantuan unggulan yang dijalankan oleh KKP terus dikebut pelaksanaannya pada awal tahun 2021 karena memenuhi kriteria tersebut.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Sebagai informasi, Program PITAP merupakan program kegiatan rehabilitasi saluran irigasi swakelola yang dilaksanakan oleh kelompok pengelola irigasi perikanan (Poklina) di suatu wilayah dengan menggunakan tenaga manusia, baik anggota kelompok maupun masyarakat sekitar. Hal ini bertujuan untuk mengembalikan fungsi saluran irigasi agar dapat beroperasi secara optimal.

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) telah melaksanakan kegiatan PITAP sejak tahun 2013 dan telah berhasil merehabilitasi saluran irigasi tambak sepanjang 921.200 meter dan mengairi lahan tambak seluas 27.636 Ha hingga akhir tahun 2020.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto mengungkapkan, bahwa sesuai dengan arahan dari Menteri Kelautan dan Perikanan, pelaksanaan program padat karya seperti PITAP memiliki skala prioritas yang tinggi sehingga harus lekas bergulir agar dapat segera merestorasi perekonomian masyarakat.

“Keterlibatan pembudidaya dan pemberdayaan masyarakat sekitar tambak menjadi poin plus dalam pelaksanaan program PITAP, apalagi di masa pemulihan ekonomi seperti sekarang dimana banyak masyarakat memerlukan penghasilan untuk menghidupi rumah tangga”, jelas Slamet, dalam keterangan pers yang diterima Gempita.co, Kamis (24/2/2021).

Slamet menyatakan program PITAP memberikan manfaat yang berlipat bagi masyarakat. Selain kebutuhan air terpenuhi secara kuantitas dan kualitas, dengan perencanaan yang baik juga dapat terbentuk kawasan tambak model klaster yang akan meningkatkan produktivitas tambak.

“Hal ini dapat memicu tumbuhnya klaster tambak baru yang sesuai dengan konsep perikanan budidaya yang berkelanjutan,” imbuh Slamet.

Program Terobosan KKP

Program PITAP, lanjutnya, menjadi salah satu elemen pendukung program terobosan KKP untuk meningkatkan nilai ekspor udang nasional hingga 250% pada tahun 2024. Ia menilai pembangunan klaster tambak berkelanjutan menjadi penting untuk mendongkrak produksi udang nasional sekaligus menyerap banyak tenaga kerja di masyarakat.

Foto:dok.Humas Ditjen Perikanan Budidaya

“Mengingat strategisnya program PITAP ini, selain melakukan sosialisasi kepada penerima bantuan, kami juga rutin melakukan koordinasi dengan dinas perikanan daerah serta menerjunkan langsung tenaga teknis terbaik kami untuk memastikan pelaksanaan pekerjaan dapat selesai dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal,” papar Slamet.

Pihaknya berharap agar saluran irigasi yang telah dibangun secara gotong royong ini dapat dikelola dan dipelihara dengan baik juga secara bersama-sama. Sehingga pemanfaatannya dapat berjalan secara berkesinambungan.

“Program bantuan yang memberikan dampak positif seperti PITAP akan kita terus dorong dengan lokasi penyebaran wilayah yang lebih luas agar dapat dirasakan manfaatnya oleh lebih banyak masyarakat,” pungkas Slamet.

Sumber: Humas Ditjen Perikanan Budidaya

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali