Pengungsi Gunung Merapi di Sleman Boleh Kembali ke Rumah

Sejumlah warga mengungsi di Balai Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (21/5). Ratusan warga lereng Gunung Merapi mengungsi untuk mencari tempat aman di Balai Desa karena hujan abu akibat letusan freatik Gunung Merapi yang terjadi pada Senin pukul 17.50 petang, setelah letusan freatik pukul 01.25 WIB dan pukul 09.38 WIB. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/aww/18.

Sleman, Gempita.co – Pengungsi erupsi Gunung Merapi sebanyak 187 orang diperbolehkan kembali ke rumah, setelah tiga bulan tinggal di Barak Pengungsian Balai Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dusun Kalitengah Lor berjarak lima kilometer dari puncak Gunung Merapi dan masuk wilayah potensi terdampak bencana erupsi.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Kepala Desa Glagaharjo, Suroto, mengatakan keputusan itu diambil setelah Bupati Sleman menerbitkan surat yang menyatakan pengungsi di barak tersebut diperbolehkan pulang. “Data terakhir ada 187 pengungsi. Tidak ada yang ingin tetap tinggal. Semuanya pulang,” katanya, Selasa (26/1).

Kendati boleh pulang, warga tetap diminta untuk meningkatkan kewaspadaan mengingat Merapi masih berstatus ‘Siaga’ atau di level III.  “Kami minta kesiapsiagaan lebih ditingkatkan lagi karena status Merapi belum normal,” kata dia.

Menurut Suroto, Barak Glagaharjo juga tetap disiagakan jika sewaktu-waktu warga Kalitengah Lor kembali diminta mengungsi. “Barak tetap diaktifkan sampai status normal. Relawan lokal pun tetap siap,” ucapnya.

Sekda Sleman Harda Kiswaya mengatakan pemulangan pengungsi berdasarkan analisis BPPTKG Yogyakarta mengenai arah potensi bahaya erupsi Merapi yaitu ke selatan – barat daya. Adapun Glagaharjo berada di sisi tenggara dari puncak Merapi.

“Kalitengah Lor ini ancaman bahaya Merapi hanya radius 3 kilometer. Jadi masih di luar jangkauan bahaya Merapi, sehingga masyarakat boleh pulang. Namun diimbau tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan untuk menghindari adanya penyebaran Covid-19,” ujar Harda.

Kepala Pelaksana BPBD Sleman Joko Supriyanto mengatakan BPBD telah mengantisipasi perubahan arah ancaman bahaya Merapi dengan menyiapkan sejumlah pos pengungsian.

“Intinya kami sudah siap. Beberapa kelurahan juga sudah siap dengan poskonya dan tentunya dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan seperti penyekatan dalam posko,” ucapnya.

Sumber: gatra.com

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali