Pengungsi Ukraina Serbu Polandia dan Rumania, PBB Kesulitan Memberi Bantuan

Gempita.co –Sebanyak 370 ribu orang telah mengungsi dari Ukraina akibat invasi Rusia.

Demikian dilaporkan Badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) UNHCR yang berencana menangani hingga 4 juta orang jika invasi Rusia semakin memburuk.

Rusia telah menjalankan operasi militer di Ukraina sejak Kamis (24/2/2022).

AFP pada Sabtu (27/2) melaporkan, banyak penduduk memilih pindah ke negara tetangga untuk menghindari perang, sementara lainnya mengungsi namun tetap di Ukraina.

Sekitar 156 ribu penduduk Ukraina sudah melintasi perbatasan Polandia. Pada Jumat saja diungkap ada 50 ribu penduduk yang datang.

Sekitar 90 persen pengungsi dijemput kerabat atau relasi, namun buat lainnya tersedia pusat bantuan yang disediakan Polandia.

Rakyat Polandia juga membantu memberikan akomodasi, uang, baju, bahkan pekerjaan bagi pengungsi.

Polandia sudah menjadi rumah bagi 1,5 juta warga Ukraina sebelum invasi Rusia.

Setidaknya ada 47 ribu warga Ukraina yang melarikan diri ke Rumania sejak Kamis. Pemerintahan Rumania menjelaskan sekitar 22 ribu orang sudah pergi ke negara lain.

Kebanyakan pengungsi melewati Siret di utara Rumania, di mana kemah pengungsian sudah berdiri.

Sementara, Hungaria menampung sekitar 71 ribu penduduk Ukraina sejak invasi Rusia. Berbagai kota perbatasan seperti Zahony telah mendirikan posko bantuan yang menerima donasi dari warga lokal seperti makanan dan baju.

Di Moldova, sebanyak 25 ribu warga melintas ke Moldova pada Sabtu. Penduduk lokal dan pemerintah Moldova mendapatkan apresiasi dari PBB atas perhatian pada pengungsi.

Perdana Menteri Moldova Natalia Gavrilita sempat mengunjungi perbatasan di Palanca pada Sabtu yang sudah tersedia tenda dan fasilitas kesehatan.

“Dalam hari-hari gelap Ukraina, kami mendukung warganya. Moldova akan membantu mereka yang membutuhkan transit atau tempat berlindung yang aman. Kami bersamamu Ukraina!” kata Gavrilița.

Sekitar 160 ribu orang diperkirakan menjadi pengungsi di Ukraina. PBB mengatakan pengungsian meningkat namun situasi militer membuat kesulitan memperkirakan jumlah dan memberi bantuan.

Sumber: ATN

Pos terkait