Pacitan, Gempita.co – “Rumah saya dekat laut, potensinya jelas. Lalu kenapa saya harus jauh-jauh dari rumah dan keluarga?”. Pertanyaan reflektif tersebut membulatkan tekad Deni Hermanto untuk pulang ke kampung halamannya yang terletak di sekitar Pantai Teleng Ria, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
Pria berusia 45 tahun ini memutuskan untuk pensiun sebagai koki kapal pelayaran antar negara pada tahun 2014. Dia tinggalkan gaji ribuan dolar Amerika Serikat (AS) per bulan dengan memulai usaha baru di bidang pengolahan ikan bersama sang istri.
“Awalnya mikir (untuk pensiun), tapi istri meyakinkan untuk usaha di rumah, ya Bismillah saja kita,” kenang Deni soal keputusannya tersebut, Senin (28/12/2020).
Berbekal pengalaman memasak di kapal pelayaran dan pelatihan pengolahan ikan yang diperoleh sang istri dari Dinas Perikanan Kabupaten Pacitan, Deni kemudian berinovasi menyulap tahu bakso dengan isian daging ikan tuna. Selain mudah didapat, Deni mengaku sudah akrab dengan komoditas yang disebut sebagai ikan perenang andal dengan nama latin Thunnini tersebut.
“Pacitan ini kan salah satu gudangnya Tuna di pesisir selatan Jawa. Nah dari situ kita berpikir, kenapa tidak kita olah saja biar memiliki nilai tambah,” jelas bapak satu anak ini.
Sebagai ciri khas, Deni melabeli produknya dengan nama “Sabrina”. Pelan tapi pasti, usaha yang dirintis Deni enam tahun silam tersebut telah berkembang dengan memperkerjakan 25 warga lokal. Omzet usahanya pun mencapai Rp100-200 juta perbulan. Kini, tahu baso tuna bikinan Deni telah memiliki tiga varian sebagai pembeda; pedas, sayur dan biasa.
Minimnya logistik karena tidak adanya stasiun, pelabuhan, maupun bandara di Pacitan tak menyurutkan semangat Deni dan istri. Terbukti, area pemasaran produk mereka telah menjangkau sejumlah kota di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Ibu Kota Jakarta. Bahkan, usaha olahan ikan “Sabrina” pun tak goyah dihantam badai Covid-19.
“Alhamdulillah, kita tetap kirim ke Jakarta, Jawa Barat, Jogja dan kota-kota lain. Orderan ada terus,” katanya.
Atas capaiannya ini, Deni mengajak masyarakat, terutama yang tinggal di dekat perairan, baik laut maupun sungai untuk berani berinovasi. Terlebih terdapat pendampingan usaha dari Dinas Perikanan setempat melalui para penyuluh, baik dari kabupaten, provinsi maupun pusat.
Melalui semangat tersebut, dia meyakini, jalan rejeki akan terbuka.
“Kita yakin dan berani inovasi saja. Dan betul, potensi kelautan-perikanan itu luar biasa. Terimakasih juga kepada dinas yang telah melakukan pendampingan kepada kami hingga saat ini,” tandasnya.
Fasilitasi dari Pusat dan Daerah
Keberhasilan Deni yang memanfaatkan sumber daya di sekitarnya dinilai bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat kelautan dan perikanan. Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Artati Widiarti memastikan, produk olahan memiliki nilai tambah sekaligus memberikanan daya saing bagi para pelaku usaha, baik nelayan maupun pembudidaya.
Karenanya, dia mendorong masyarakat untuk ikut terlibat dalam usaha pengolahan. KKP, kata dia, siap memfasilitasi masyarakat mulai dari pelatihan, pendampingan, pembiayaan dan pemasaran. Khusus pembiayaan bisa diakses melalui kredit usaha rakyat (KUR) laman http://bit.ly/aksesmodal_KKP.
Kemudian di sisi pemasaran, terdapat program Pasarlautindonesia.id. Program ini menjadi bagian dari #BanggabuatanIndonesia yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo. Hingga kini, telah tergabung 1.355 UMKM dalam pasar laut Indonesia.
“Potensi di sektor kelautan dan perikanan sangat besar, karenanya kita mengajak masyarakat untuk bangkit bersama. Kita siap memfasilitasi,” kata Artati.
Sementara Kepala Bidang Pengelolaan Produk Perikanan, Dinas Perikanan Kabupaten Pacitan Hendri Dwi Prajoedi menyebut jajarannya juga siap memfasilitasi pelaku usaha hingga mendapatkan legalitas. Hal ini untuk menjaga keberlanjutan usaha sekaligus meningkatkan skala usaha.
“Jadi kita dampingi juga, kita di dinas fasilitasi legalitas usahanya juga,” terang Hendri.
Sumber: Humas Ditjen PDSPKP