Penyerangan di Mabes Polri, Kabais TNI: Intelijen Tak Kebobolan!

GEMPITA.CO– Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) TNI Soleman Ponto menilai penyerangan yang terjadi di Mabes Polri bukan sebuah kebobolan dari intelijen.

Menurut Ponto, aksi teror yang terjadi di Mabes Polri adalah tanggung jawab Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), bukan intelijen.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

“Kalau kita bicara teroris, pemberantasan teroris, penanggulangan teroris, satu-satunya badan yang paling bertanggung jawab ya BNPT,” kata Ponto dalam diskusi daring bertajuk ‘Awas! Sesat Milenial Radikal di Jagat Virtual’, Minggu (4/4/2021).

“Dan badan ini dibentuk memang untuk menanggulangi teroris, sehingga kalau ada teroris yang masih gentayangan tanya saja sama dia,” ujar Ponto.

Ponto berpendapat, tidak tepat jika “bobolnya” Markas Besar Polisi RI itu kemudian ditanyakan kepada Intelijen.

Akan tetapi, kata dia, hal itu dapat menjadi tanggung jawab Intelijen bilamana tidak ada Badan Nasional Penanggulangan Terorisme.

“Lain masalahnya kalau tidak ada BNPT, baru itu bisa dicari siapa Intelijen yang paling bertanggung jawab,” ucap Ponto.

“Jadi, bukan intelijen yang kebobolan, karena sejak lahirnya BNPT semua tanggung jawab itu ada di BNPT,” kata dia.

Kendati demikain, Ponto berujar informasi-informasi yang dimiliki Intelijen bukan tidak mungkin diberikan kepada BNPT.

Akan tetapi, menurut dia, belum tentu informasi yang diberikan Intelijen itu digunakan oleh BNPT.

“Sejak bom Sarinah, saya sudah ingatkan mari kita lihat dulu BNPT ini kerjanya apa, saat itu saya sudah bilang, ini kegagalan BNPT, itu bom Sarinah, sekarang terulang lagi,” ujar Ponto.

“Kita kan tidak pernah mengaudit, bagaimana cara kerja BNPT melakukan penindakan masalah teror,” tutur dia.

Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Rusdi Hartono mengakui polisi “kecolongan” soal ZA (25) yang membawa senjata api saat masuk ke area Mabes Polri pada Rabu (31/3/2021).

Rusdi pun menyatakan, sistem penjagaan dan pengamanan di Mabes Polri tengah diaudit.

“Masih kami dalami (di mana senjata dibawa ZA). Karena ZA meninggal dunia,” ujar Rusdi di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (1/4/2021).

“Dimungkinkan dia masukkan di bagian tubuhnya, entah pinggang atau di mana. Itu kenyataan memang lolos dari penjagaan,” kata dia.

Ia mengatakan, kelemahan-kelemahan yang ditemukan dalam sistem keamanan akan diperbaiki.

Audit sistem keamanan tidak hanya dilakukan di Mabes Polri, tapi juga markas polisi di wilayah lain.

“Kami lakukan audit masalah pengamanan. Kami lihat dari hasil audit, apabila ditemukan kekurangan kelemahan ini akan kami perbaiki,” tutur Rusdi.

Bertalian dengan itu, Rusdi mengatakan Mabes Polri pun memeriksa petugas polisi yang berjaga di pos pengamanan.

“Pasti diperiksa, untuk lebih memperjelas bagaimana ZA bisa masuk dan melaksanakan aksinya di Mabes Polri,” kata dia.

Penyerangan oleh ZA di Mabes Polri terjadi pada Rabu sekitar pukul 16.30 WIB. Ia merupakan seorang perempuan berusia 25 tahun.

Mulanya, ia masuk ke Mabes Polri lewat pintu pejalan kaki. Kemudian, ZA terus masuk hingga ke gedung bagian depan dekat pos penjagaan.

ZA membawa senjata api dan sempat mengarahkan tembakan ke polisi.

Polisi akhirnya melakukan tindakan dengan menembak ZA di tempat. ZA tewas setelah beberapa kali tembakan.

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali