Perang Udara, Jepang Siaga Satu Hadapi Serangan Pesawat Tempur China

Formasi jet tempur F-15 Angkatan Udara Amerika Serikat/US Air Force

Gempita.co – Wilayah udara Jepang tengah berada di bawah tekanan pasukan tempur China. Lebih dari dua kali sehari pilot pesawat tempur Jepang mendengar bunyi sirine dan suara pesawat melesat ke arah jet mereka.

Dilansir dari CNN, sebanyak 947 ancaman udara dialami Jepang dalam setahun terakhir. Sebagian dari jumlah itu, pelakunya adalah pesawat tempur dari Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAAF). Shirota mengatakan jumlah potensi serangan terus meningkat.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

“Jumlah ancaman terhadap pelanggaran wilayah udara meningkat pesat selama dekade terakhir terutama di zona udara barat daya,” kata pilot pesawat tempur Jepang, Letnan Kolonel Takamichi Shirota dalam sebuah wawancara eksklusif dengan CNN, baru-baru ini.

Menurutnya, daerah barat daya termasuk Kepulauan Senkaku atau Kepulauan Diaoyu, yakni pulau berbatu dan tak berpenghuni di bawah pemerintahan Jepang, namun juga diklaim oleh China sebagai wilayahnya.

“Ancaman juga merambah ke Okinawa yang merupakan rumah bagi Pangkalan Udara Kadena Angkatan Udara AS dan merupakan instalasi utama untuk penerbangan di atas perairan Laut China Selatan,” ungkap dia.

Pesawat-pesawat China yang sering menyusup ke Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) ukurannya bervariasi tergantung lokasi.

Pihaknya telah menyiagakan pilotnya dalam 24 jam sehari dan 365 hari dalam setahun untuk bertugas di wilayah ADIZ.

Sementara China mengatakan kehadiran pasukannya di Kepulauan Senkaku atau Diaoyu adalah hak kedaulatannya.

“Pulau Diaoyu dan pulau-pulau yang berafiliasi adalah wilayah yang melekat dengan China, China bertekad untuk menjaga kedaulatan wilayah,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali