Jakarta, Gempita.co – Industri perbankan nasional dinilai sudah siap untuk menghadapi tatanan baru atau new normal dalam masa pandemi virus corona. Sejumlah bank telah memiliki persiapan dan skenarionya.
Berikut rincian persiapan perbankan di Tanah Air dalam menghadapi new normal.
BRI
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk memberikan pelayanan non konvensional kepada para nasabahnya di masa new normal, yakni pelayanan melalui transaksi digital.
Direktur Jaringan dan Layanan Bank BRI, A Solichin Lutfiyanto, mengatakan sebenarnya preferensi masyarakat terhadap transaksi digital telah dilakukan sebelum adanya pandemi COVID-19.
Hal itu tercermin dari jumlah kantor BRI dari tahun ke tahun kian menyusut, dari 10.612 kantor di akhir 2015 menjadi hanya 9.582 kantor pada akhir kuartal I 2020.
Untuk wilayah pelosok Tanah Air, bank dengan aset terbesar di Indonesia, ini telah mengembangkan layanan digital yang terintegrasi.
“Perseroan memastikan masyarakat kini semakin mudah dan nyaman bertransaksi tanpa harus datang ke kantor BRI secara langsung,” kata Solichin dalam keterangannya, Senin (8/6).
Saat ini, semua layanan perbankan BRI juga bisa diakses dengan mudah. Pembukaan rekening simpanan bisa dilakukan melalui berbagai aplikasi BRI hingga layanan contact center.
Bahkan pengajuan pinjaman digital juga sudah bisa dilakukan melalui aplikasi CERIA, serta penyetoran dan penarikan uang tunai bisa lakukan di Agen BRILink terdekat.
Mandiri
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk juga menyiapkan langkah menyambut new normal. Corporate Secretary Bank Mandiri, Rully Setiawan, mengatakan perseroan akan mengikuti arahan Kementerian BUMN.
Perseroan sudah menyiapkan skenario aktivitas new normal dengan tetap mengacu pada protokol kesehatan yang ada.
Bank Mandiri juga siap mendukung upaya pemulihan ekonomi yang tengah dilakukan. Layanan perbankan di kantor-kantor cabang Bank Mandiri akan tetap beroperasi dengan menyesuaikan jam operasional dari jam 09.00 – 15.00 WIB.
“Meski demikian, nasabah disarankan untuk melakukan transaksi keuangan melalui electronic channel Bank Mandiri, seperti Mandiri Online yang dapat melayani berbagai transaksi keuangan nasabah, bahkan saat ini sudah dilengkapi dengan fitur biometric login dengan fingerprint scan maupun face recognition untuk menjamin keamanan transaksi,” katanya.
Dia melanjutkan, masyarakat saat ini juga bisa membuka rekening tanpa harus ke kantor cabang Bank Mandiri, tetapi cukup melakukan scan QR atau mengakses join.bankmandiri.co.id pada telepon pintar masing-masing.
Setelah membuka rekening online dan memperoleh nomor rekening, masyarakat juga dapat langsung mengakses aplikasi Mandiri Online untuk bertransaksi.
Bagi nasabah perusahaan juga dapat melakukan transaksi menggunakan Mandiri Cash Management, yang meliputi transfer dana maupun virtual account hingga ke sistem payroll.
“Ke depan, Bank Mandiri bakal terus meningkatkan inovasi pada produk Mandiri Online ini agar bisa memenuhi berbagai kebutuhan nasabah dan masyarakat luas,” jelasnya.
BCA
PT Bank Central Asia Tbk memastikan skenario bekerja para pegawai tetap sesuai dengan protokol kesehatan COVID-19 di masa new normal.
Selain itu, bank swasta terbesar ini akan berfokus pada layanan operasional secara digital. Meskipun, manajemen mengakui transaksi perbankan belum bisa benar-benar dijalankan secara virtual.
“New normal kita belajar banyak. Kita sebenarnya WFH, tapi namanya bank enggak bisa (full). Sebagian besar cabang 40-50 persen buka, enggak bisa tutup. Belum ada uang virtual yang benar-benar,” kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja.
Selain itu, BCA juga akan tetap mengoptimalkan layanan internet banking dan mobile banking. Bahkan, BCA terbuka untuk kolaborasi dengan berbagai dompet digital yang kini tengah berkembang pesat.
“Enggak mungkin kita jor-joran sama pay pay (Gopay dkk) yang ada. Kita kerja sama sama mereka dan support mereka. Sakuku (dompet digital BCA) itu kita lihat pengembangannya gimana. Itu strategi kita. Itu new normal kita harus tekuni,” ujarnya.
BNI
Dalam tatanan baru, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk akan mendorong para nasabah individu maupun korporasi untuk mengalihkan transaksinya menggunakan platform digital.
Direktur Layanan dan Jaringan BNI, Adi Sulistyowati, mengatakan akan mengubah outlet konvensional menjadi outlet digital. Layanan front end, proses bisnis, dan model penjualan juga akan dimaksimalkan dengan dukungan infrastruktur IT.
Data warehouse dan system Customer Relationship Management (CRM) akan dioptimalkan sebagai salah satu personalisasi layanan BNI untuk mempermudah dan mempercepat transaksi nasabah. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan bisnis perusahaan.
“Penguatan layanan digital ini terbukti menunjukkan kinerja terbaiknya. Pertumbuhan transaksi digital pada kuartal pertama 2020 di jaringan layanan elektronik BNI meningkat secara keseluruhan sebesar 31 persen dibanding periode yang sama tahun 2019,” katanya.
Secara rinci, pertumbuhan transaksi BNI Mobile Banking naik 84,4 persen di kuartal I 2020 dibandingkan kuartal pertama 2019.
Adapun transaksi melalui BNI Mobile Banking pada kuartal I 2019 sebanyak 43 juta, meningkat menjadi 63 juta transaksi di kuartal I 2020. Secara nominal naik dari Rp 56,1 triliun menjadi Rp 103,4 triliun di kuartal I 2020.
Untuk nasabah korporasi yang menggunakan BNI Direct juga mengalami kenaikan. Pada kuartal I 2020, volume transaksi naik 55 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Begitu juga dengan jumlah transaksinya yang meningkat 44 persen.
“Semua debitur kita sudah mulai menggunakan Cash Management BNI tahun ini. Jadi kenaikan cash management sangat signifikan,” katanya.
BTN
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menyiapkan dan mengimplementasikan skenario baru new normal. Salah satunya dengan membuka kembali seluruh outlet perseroan.
Outlet-outlet tersebut juga akan beroperasi normal mulai Senin hingga Jumat, dengan jam layanan mulai pukul 09.00-15.00 waktu setempat.
“Namun, kami tetap akan menyesuaikan dengan kebijakan dari Pemerintah Pusat dan Daerah terkait dengan operasional jaringan kantor kami tersebut,” tutur Direktur Utama BTN Pahala N Mansury.
Untuk melayani nasabah, emiten bersandi saham BBTN ini akan memasang akrilik pada unit teller service, customer service, dan consumer loan service yang berhubungan langsung dengan nasabah.
BTN juga akan memasang penanda jarak pada wilayah antre, kursi nasabah, ruang ATM, dan berbagai area lain yang diakses banyak pihak untuk memastikan pemenuhan aturan physical distancing.
Pahala juga menyebutkan, perseroan akan mengurangi jumlah orang dalam ruang outlet. BTN akan menempatkan petugas keamanan khusus untuk mengatur jarak antar nasabah.
Ke depannya, perseroan juga bakal mengatur kedatangan nasabah berdasarkan kesepakatan.
“Saat ini, Bank BTN sedang mengembangkan aplikasi antrean online dan pembukaan rekening online, sehingga diharapkan dapat memangkas proses pengisian data saat nasabah datang ke outlet,” kata Pahala.
Selain itu, Bank BTN tetap memberlakukan kebijakan Work From Home (WFH) dengan persentase maksimal sebesar 70 persen. Menurutnya, pemberlakuan persentase tersebut berdasarkan kategori kritikal dan bergantung pada kewenangan masing-masing Kepala Cabang.
“Kebijakan WFH akan menyesuaikan usia pegawai dan riwayat penyakit. Kami berupaya maksimal untuk memprioritaskan kesehatan para pegawai Bank BTN,” jelasnya.
Sosial distancing juga tetap diberlakukan bagi pegawai BTN di ruang kerja. Penggunaan ruangan pun dipastikan hanya sebesar 50 persen dari kapasitasnya.
Secara berkala, BTN juga akan melaksanakan rapid test bagi seluruh pegawainya. Pelaksanaan rapid test tersebut akan menyesuaikan tingkat risiko pegawai dan kondisi wilayah masing-masing.
“New normal butuh kesiapan semua pihak dan kami akan turut mengawal pelaksanaannya di internal BTN secara maksimal dengan menjaga kesehatan pegawai agar dapat memberikan pelayanan secara optimal kepada seluruh nasabah dan debitur Bank BTN,” pungkasnya.