Peringatan Gelombang Panas dari UNICEF, Masyarakat Indonesia Harus Hati-hati

Cuaca panas
ilustrasi

Gempita.co – Organisasi Dana Anak Perserikatan Bangsa Bangsa (UNICEF) juga memberikan peringatan kesehatan anak-anak akibat gelombang panas melanda sebagian besar dunia.

Hal tersebut juga diingatkan praktisi kesehatan dr. Fajri Adda’i mengatakan, masyarakat Indonesia harus hati-hati karena meski tidak ada El Nino, Indonesia tetap panas/tropis.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

“Apalagi, ada El Nino. Jadi, nomor satu harus diwaspadai saat ada gelombang panas adalah dehidrasi, yang paling mudah diatasi,” kata dr. Fajri dikutip Pro3 RRI, Selasa (8/8/2023) petang.

Dia mengatakan, mencukupi kecukupan cairan, minimal satu setengah liter hingga dua liter air putih. “Tergantung berat badan, kalau berat badan sampai 80 Kilogram, dua liter setengah juga enggak apa-apa,” kata dr.Fajri.

“Kenapa? Kalau mengalami dehidrasi, bisa jadi gagal ginjal, bisa terjadi gangguan multi fungsi organ,” kata dia.

“Ada enggak buktinya? Banyak, bahkan di beberapa negara sampai meninggal dunia, orang mengalami dehidrasi akibat perubahan iklim,” kata dr. Fajri.

Kedua, kata dia, adalah saat mengalami serangan panas atau heat stroke. “Karena udara luar memengaruhi panas di dalam tubuh kita, jadi (suhu tubuh, red) ketinggian,” kata dia.

“Misalnya, suhu tubuh kita mencapai 39-40 (Celcius). Tapi, dalam jangka cukup panjang,” kata dr. Fajri.

Menurut dia, itu dapat mengakibatkan berbagai risiko. “Kehilangan kesadaran, sesak napas, sakit jantung, gangguan irama jantung, bisa stroke karena memicu pembuluh darah pecah,” kata dr. Fajri.

“Tandanya apa? Pusing, kliyengan, buang air kecil berkurang, jantung berdebar-debar,” kata dia.

“Caranya bagaimana? Ya hindari panas, biasanya orang mengalami kondisi panas dalam jangka waktu tertentu dan fisiknya tidak stabil,” kata dr. Fajri.

 

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali