Permintaan Membludak, Warga Singapura Pilih Sinovac untuk Vaksin Booster

Gempita
Gempita.co berita terkini hari ini

Gempita.co – Sejumlah klinik kesehatan swasta di Singapura menyatakan mereka melihat ada banyak permintaan untuk vaksin Sinovac dan Sinopharm sebagai dosis booster atau dosis ketiga. Warga Singapura beralasan mereka takut dengan efek samping dari dosis ketiga vaksin yang dibuat dengan metode mRNA seperti Moderna dan Pfizer.

Sejauh ini, disarankan mereka yang berusia 50 tahun ke atas mengambil suntikan mRNA tambahan dari vaksin Pfizer-BioNTech atau Moderna setidaknya enam bulan setelah vaksin dosis kedua mereka untuk memastikan tingkat perlindungan yang tinggi.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Laman the Straits Times melaporkan, Komite Ahli Vaksinasi Covid-19 di Singapura masih mengkaji kemungkinan pencampuran vaksin untuk dosis booster.

Dr Chua Guan Kiat, seorang dokter umum di Klinik Medis dan Bedah Chua di Bukit Batok, menjelaskan sejauh ini ada “permintaan yang cukup besar” untuk Sinovac dan Sinopharm sebagai dosis booster. Sebagian besar berasal dari orang tua yang telah divaksinasi lengkap dengan vaksin mRNA.

[irp]

Sejak kliniknya mulai menawarkan vaksin Sinovac pada 23 September, Dr Chua mengatakan 20 hingga 30 dosis vaksin booster diberikan setiap hari, dengan permintaan yang kemungkinan akan terus meningkat. Menurutnya, mereka yang berusia di atas 50 tahun juga sudah diminta untuk mengambil dosis booster.

Dia menambahkan, ketakutan akan potensi efek samping dari dosis ketiga vaksin mRNA menjadi alasan utama warga memilih vaksin yang tidak aktif seperti Sinovac sebagai booster.

Nyaman Gunakan Sinovac

Pekerja konstruksi Gu Jiangang, 42, yang menggunakan booster Sinovac pada hari Selasa (5/10/20201), menerangkan kepada Straits Times, dirinya mengalami demam dan nyeri di tempat suntikan setelah dosis kedua vaksin Moderna pada bulan Mei. Karenanya ia merasa lebih nyaman menggunakan Sinovac sebagai booster.

Michelle Lim, chief operating officer Royal Healthcare di Novena, mengatakan kepada Straits Times, kliniknya sudah memberikan hampir 1.000 suntikan booster sejauh ini.

Ia mencatat beberapa perusahaan di bidang manufaktur, konstruksi dan supermarket juga telah mengatur dengan klinik agar pekerja mereka divaksinasi dengan dosis penguat Sinopharm dengan harapan membatasi penularan di tempat kerja.

Salah satu alasan lainnya adalah Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) tidak merekomendasikan suntikan booster Pfizer untuk mereka yang berusia di bawah 65 tahun, karena adanya kekhawatiran risiko pada saat vaksin, dibandingkan dengan manfaatnya.(red)

Sumber: Berbagai sumber

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali