Gianyar, Gempita.co – Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Bali menggelar pertandingan Kempo Antar Graha, Jumat (04/08), memeriahkan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) dan Hari Dharma Karyadhika (HDKD) ke-78 Tahun 2023.
Perlombaan kempo adalah sebuah ajang kompetisi seni bela diri yang berasal dari Jepang, yaitu Shorinji Kempo.
Shorinji Kempo adalah sebuah sistem pelatihan dan pengembangan diri yang diciptakan oleh Doshin So pada tahun 1947. Shorinji Kempo memiliki dua aspek utama, yaitu teknik pertarungan (randori) dan teknik berpasangan (embu).
Perlombaan dilaksanakan dengan kategori Keng perorangan yang diikuti oleh 12 orang peserta yang berasal dari 3 Graha yaitu Graha Gianyar, Graha Klungkung dan Graha Kanim Ngurah Rai. Dalam perlombaan juga ditampilkan demo Keng beregu dan berpasangan.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Klungkung, Made Supartana selaku koordinator perlombaan Kempo, pelatih Federasi Kempo Indonesia dan peserta perlombaan dari masing-masing Graha.
Adapun hasil perlombaan antar Graha kategori Keng perorangan yaitu Juara I diraih oleh Kadek Angga Suryawan dari Rutan Kelas II B Klungkung, Juara II diraih oleh I Putu Virgatha Satya Adi Chandra dari Rutan Kelas II B Gianyar, dan Juara III diraih oleh I Putu Angga Kusuma dari Kanim Kelas I Khusus TPI Ngurah Rai.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Bali Anggiat Napitupulu mengucapkan selamat kepada peserta kempo yang berhasil meraih juara. Anggiat juga mengapresiasi pelaksanaan perlombaan kempo ini dan berharap kegiatan ini rutin dilaksanakan agar dapat menciptakan atlet-atlet kempo yang dapat mengharumkan nama bangsa Indonesia.
“Selamat kepada peserta yang berhasil meraih juara, dan untuk yang belum meraih juara, jangan berkecil hati, terus semangat dan tingkatkan latihan. Saya mengapresiasi terlaksananya kegiatan ini, semoga kegiatan perlombaan kempo ini dapat dilaksanakan secara rutin.” ucap Anggiat.
Perlombaan kempo adalah salah satu cara untuk menunjukkan kemampuan, sportivitas, dan solidaritas antara para atlet kempo dari berbagai daerah dan negara. Perlombaan kempo juga menjadi sarana untuk mengembangkan potensi diri, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, serta memperkaya budaya dan kearifan lokal.