Jakarta, Gempita.co – Krisis Myanmar akan dibahas dalam pertemuan dengan Negara Anggota ASEAN.
Pernyataan itu dikeluarkan setelah pertemuan antara Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin dan Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, Senin (5/4).
CNN melaporkan, Sultan Brunei dan PM Malaysia sepakat agar para pemimpin ASEAN bertemu untuk membahas perkembangan yang sedang berlangsung di Myanmar. Tetapi, mereka tidak menyebutkan kapan pertemuan itu akan digelar.
Mereka juga menyampaikan keprihatinan yang mendalam menyikapi terus meningkatnya korban jiwa di Myanmar.
Sementara itu, Indonesia sendiri telah memimpin upaya anggota ASEAN untuk mendorong solusi krisis Myanmar. Walaupun demikian, sudah ada kebijakan tidak turut campur tangan dalam urusan dalam negeri anggota lain.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi hari Jumat menyampaikan bahwa Cina dan Rusia mendukung inisiatif Presiden Jokowi untuk menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang akan membahas krisis politik yang terjadi di Myanmar sejak kudeta 1 Februari lalu.
“Republik Rakyat Cina memberikan dukungan terhadap upaya dan tawaran ASEAN untuk membantu Myanmar, termasuk memberikan dukungan terhadap inisiatif Jokowi untuk diadakannya KTT ASEAN,” kata Retno dilansir CNN.
Dua hari lalu, Menlu Retno juga melakukan pembicaraan dengan sejawatnya dari Rusia Segrey Lavrov mengenai Myanmar.
Berbagai negara dunia, termasuk di kawasan Asia tenggara memiliki kekhawatiran yang sama terhadap perkembangan situasi di Myanmar. Oleh karena itu penting untuk segera dilakukan dialog untuk mengakhiri kekerasan di Myanmar.
Sumber: CNN