PGI Desak Presiden Jokowi Usut Kasus Pendeta di Papua

KKB Papua/OPM - Foto: Istimewa

Jakarta, Gempita.co – Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) mengusut kasus meninggalnya Pendeta Yeremia Zanambani di Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum PGI Gomar Gultom.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

“Pagi ini kami memasukkan surat ke Presiden terkait hal ini,” kata Gomar, Senin (21/9).

Menurut Gomar, Yaremia adalah seorang Pendeta Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) dan tokoh suku Moni, Papua. Majelis Pekerja Harian kini tengah mendalami masalah ini.

“Saya mengecam keras penembakan yang menewaskan Pdt Yeremia Zanambani,” kata Gomar.

Berdasarkan laporan  dari pimpinan GKII dan media Papua, ungkap Gomar, Yeremia diduga ditembak oleh pasukan TNI dalam suatu operasi militer pada Sabtu (19/9) lalu.

Ketika itu, Yeremia sedang menuju kandang babi miliknya. Akibat peristiwa ini, tujuh hingga delapan gereja lokal kini kosong karena semua jemaat ketakutan dan lari ke hutan.

Gomar mendesak Presiden Jokowi untuk memerintahkan Kepala Kepolisian RI mengusut tuntas kasus ini dan membawanya ke ranah hukum. Jika benar penembakan dilakukan TNI, Gomar mendesak Presiden memerintahkan Panglima TNI menghentikan segala bentuk operasi militer.

Ia berharap kasus Pendeta Yeremia ini adalah yang terakhir terjadi di Papua Gomar mengatakan kunci perdamaian di Papua ada di tangan Presiden dengan bantuan Panglima dan Kapolri. “Otoritas untuk itu sepenuhnya ada di tangan Presiden.”

Sebelumnya Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kapen Kogabwihan) III, Kolonel Czi IGN Suriastawa mengungkapkan Pendeta Yeremia meninggal ditembak oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua. Suriastawa menyebut bahwa KKB memfitnah TNI yang melakukan penembakan tersebut.

“Mereka sedang mencari momen menarik perhatian di Sidang Umum PBB akhir bulan ini,” kata Suriastawa dalam keterangan tertulis, Minggu (20/9).

Sementara itu menurut Kepala Penerangan Pangdam Cenderawasih XVII Letnan Kolonel Reza Patria, ia belum mendapat informasi lebih lanjut terkait peristiwa tersebut. Reza mengakui ada dua versi informasi yang beredar ihwal pelaku penembakan pendeta.”Kami masih melakukan pendalaman,” kata Reza, Senin, (21/9).

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali