Gempita.co-Dibebani target untuk bisa melangkah sejauh mungkin, tim bulutangkis Indonesia justru sudah terganjal di babak perempatfinal perebutan Piala Sudirman XVII/2021. Skuad Garuda dikalahkan Malaysia 2-3.
Dalam laga knock out kejuaraan bulutangkis beregu campuran dunia yang mentas di Energia Areena, Vantaa, Finlandia, Jumat (1/10), sektor yang bisa diharapkan mendulang poin bagi Indonesia, yaitu ganda putra, tunggal putra, dan ganda campuran, justru gagal. Sebaliknya, di tunggal putri dan ganda putri, berhasil mengambil poin.
“Kami mohon maaf kepada masyarakat Indonesia karena tersisih di perempatfinal oleh Malaysia. Kami sebenarnya sudah tampil optimal, tetapi hasil akhirnya tidak maksimal. Kita tersisih di perempatfinal, dan tidak berhasil memenuhi ekspektasi,” ujar Kabid Binpres PP PBSI Rionny Mainaky di Hotel Skyline Airport, Vantaa, Sabtu (2/10) siang waktu setempat.
“Seara keseluruhan, sangat disayangkan sektor yang diharapkan malah tak tercapai sumbang poin. Tetapi secara keseluruhan saya lihat dari segi semangat, daya juang, dan fightnya, para pemain sudah berusaha maksimal. Tentu kita hargai seluruh perjuangan pemain di tengah lapangan. Namun, hasil akhirnya memang belum tercapai,” tambahnya.
Di sektor tunggal putri, Gregoria Mariska Tunjung sukses mengalahkan Kisona Selvaduray dengan skor 22-20, 18-21, 21-19. Setali tiga uang di ganda putri, Greysia Polii/Apriyani Rahayu berhasil mengatasi Pearly Tan/Thinaah Muralitharan, 22-20,17-21, 21-18.
Menurut Rionny, meski tidak mudah, Gregoria bisa mengatasi ketegangan. Ada kesalahan, namun bisa kembali fokus untuk memenangi pertandingan. Dia bisa bermain all out untuk menyumbangkan poin.
“Gregoria sudah tampil habis-habisan dan bisa sumbang angka. Dia bisa mengatasi tekanan dan keluar dari tekanan untuk meraih angka,” tegas Rionny.
Sementara di ganda putri, Greysia/Apriyani dengan label juara Olimpiade Tokyo, tampil penuh percaya diri. Sempat kehilangn poin dan tersusul, Greysia/Apriyani tidak panik. Mereka bisa tenang.
“Greysia/Apriyani tampil dengan pengalaman yang mereka miliki. Meski tersusul mereka bisa mengelola ketegangan dengan lebih tenang untuk bisa meraih angka kemenangan,” sebut Rionny.
Di ganda putra, Marcus Fernaldi/Kevin Sanjaya yang diharapkan bisa menjadi lokomotif pembuka kemenangan gerbong tim bulutangkis Indonesia, malah disingkirkan Aaron Chia/Soh Wooi Yik. Wakil Malaysia ini sebelumnya menggusur Marcus/Kevin di Olimpiade Tokyo itu memang tampil lebih percaya diri. Minions pun dibuat takluk 12-21, 15-21.
“Lawan yang pernah mengalahkan Marcus/Kevin dan Hendra/Ahsan di Olimpiade Tokyo, memang tampil penuh percaya diri. Gideon sebenarnya juga sudah bersemangat tinggi. Sementara Kevin yang menunggu-nunggu bola-bola yang disukai, justru tidak muncul. Akibatnya strateginya tidak keluar semua dan lawan pun sudah tahu benar bagaimana mengatasinya,” papar Rionny.
Di tunggal putra, menurut Rionny, Anthony Sinisuka Ginting sudah berusaha main sabar dan mengeluarkan performa terbaik. Namun, akhirnya takluk melawan Lee Zii Jia, 11-21, 16-21.
“Di gim kedua, Ginting feelnya sudah dapat. Namun kembali strategi serangannya tidak tembus. Tentu akan kita evaluasi lagi lebih banyak lagi darinya,” sebut Rionny.
Khusus di ganda campuran, Rionny menyebut sewajarnya Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti bisa mengatasi Hoo Peng Ron/Cheah Yee See. Nyatanya justru Praveen/Melati kalah, 19-21, 21-10, 16-21.
“Kalau di gim ketiga permainan Praveen/Melati lebih berani, hasilnya akan lain. Mereka harus konsisten. Di gim kedua, mereka bagus, kenapa di gim ketiga malah hilang. Harus all out,” kata Rionny.
“Terima kasih atas doa dan dukungan masyarakat Indonesia, baik yang hadir ke lapangan langsung maupun di Tanah Air. Kami harus tetap semangat dan bersiap kembali untuk menghadapi Piala Thomas dan Uber pekan depan di Denmark. Kita harus lebih siap. Makanya, hari-hari terakhir di sini saya meminta semua pemain menjaga kondisi,” tutup Rionny.