Gempita.co- Pasangan ganda putra Fajar Alfian/Rian Ardianto tidak mampu memanfaatkan kesempatan terbuka untuk menambah poin keunggulan bagi Indonesia atas Chinese Taipei. Ketika menghadapi Lee Yang/Wang Chi Lin di partai kedua, kesempatan itu begitu terbuka saat mereka unggul satu angka, 26-25 di posisi setting.
Sayang kesalahan sendiri, termasuk servis Rian yang tidak masuk, menggagalkan mereka merebut gim pertama. Memang Fajar/Rian mampu memaksakan pertarungan hingga tiga gim, namun akhirnya mereka menyerah kalah dengan skor 26-28, 21-16, 14-21 selama 64 menit.
“Sayang kita sudah memimpin tapi karena kesalahan di poin-poin kritis gim pertama, kami jadi kalah,” aku Rian usai pertandingan.
Fajar/Rian pun gagal memperbesar keunggulan Indonesia atas Chinese Taipei dalam pertandingan terakhir penyisihan Grup A kejuaraan Piala Thomas 2020 dalam laga yang berlangsung di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Rabu (13/10) siang. Skor pun menjadi 1-1.
“Di gim pertama sempat unggul saat setting. Namun kami kurang berani. Sayang kalah di gim pertama,” kata Fajar.
Gim pembuka memang berjalan sengit. Terjadi kejar-kejaran angka. Fajar/Rian tidak gentar menghadapi pasangan peraih emas Olimpiade Tokyo 2020 yang kini menduduki rangking 3 BWF tersebut. Bahkan, mereka mampu memaksakan setting.
“Tadi sayang saya melakukan kesalahan di poin penting. Tiga kali servis saya tidak sampai. Padahal di pertandingan penting dan menentukan tidak boleh terjadi. Ini yang harus dievaluasi,” ujar Rian.
Sementara di gim kedua, permainan pasangan peraih medali perak Asian Games 2018 ini terus berkembang. Mereka bisa mengeluarkan permainan terbaik dan semua pola permainannya keluar. Setelah sempat ketinggalan 10-11 di interval kedua, Fajar/Rian bisa menambah angka.
Pasangan ini bisa unggul dan memimpin terus. Fajar/Rian bisa lebih nyaman. Mereka pun bisa unggul. Pengembalian Wang yang nyangkut net, menutup gim kedua dengan 21-16 bagi keunggulan wakil Indonesia.
“Di gim kedua, kami bisa mengatur strategi dan bisa enak bermain. Irama permainan pun bisa kita atur,” sebut Fajar.
Pada gim ketiga, permainan Fajar/Rian kembali tertekan. Pola permainan kembali dipegang lawan. Start gim ketiga juga sudah dikuasai lawan.
“Gim ketiga kita lambat start. Permainan langsung dipegang lawan. Meski bisa menyusul tetapi poinnya sudah terlampau jauh. Susah untuk mengejarnya,” kata Rian.
Menurut kepala pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi, ganda putra peringkat 7 dunia itu
dipilih untuk menghadapi Lee/Wang karena sejumlah alasan. Pertama soal rekor pertemuan, Fajar/Rian unggul 3-0. Dari segi teknik permainan, pola Fajar/Rian juga tidak disukai lawan.
Rekor pertemuan mereka adalah 3-0 untuk kemenangan Fajar/Rian. Kemenangan semua diukir pada 2019 di Hong Kong Terbuka, Korea Terbuka, dan Swiss Terbuka.
Selebihnya, selama persiapan Fajar/Rian juga sangat baik. Performanya menjanjikan dan kebugaran tubuhnya juga berada di level bagus.
“Dari hitung- hitungan semuanya, Fajar/Rian yang paling siap dan sangat cocok untuk menghadapi Lee/Wang,” sebut Herry.